REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta berencana membangun sebuah galeri arkeologi di Stasiun Monas. Galeri itu akan digunakan untuk memajang artefak yang ditemukan selama pengerjaan jalur MRT Fase 2A Segmen 1 (Stasiun Thamrin hingga Stasiun Monas).
"Kita akan bangun galeri arkeologi itu di stasiun Monumen Nasional (Monas)," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaludin, kepada Republika.
Rencana itu disampaikan PT MRT setelah mendapat rekomendasi untuk melanjutkan pembangunan Fase 2A Segmen 1 dari tim ahli cagar budaya (TACB). Kamal menyebut, rekomendasi itu sangat penting. Sebab, pihaknya sangat peduli dan berkomitmen untuk melestarikan cagar budaya yang ditemukan pada setiap proyek konstruksi MRT.
Sejauh ini, kata dia, tim arkeolog sudah melakukan penggalian archaeological test pit secara hati-hati. "Tujuannya untuk mengidentifikasi keberadaan objek diduga cagar budaya dan memastikannya tidak rusak," kata dia.
Tim ekskavasi Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang diketuai Cecep Eka Permana telah memberikan rekomendasi untuk melanjutkan pembangunan MRT Fase 2A Segmen 1. Rekomendasi diberikan karena tak ada bangunan cagar budaya yang akan terganggu.
Cecep bersama 5 orang lainnya bertanggung jawab dalam ekskavasi di titik-titik yang akan dibangun jalur MRT Jakarta Fase 2A Segmen 1. Di antaranya di Jalan Kebon Sirih, Jalan MH Thamrin, dan kawasan sekitar Monas.
Total terdapat 14 titik yang menjadi lokasi ekskavasi dengan kedalaman beragam. Mulai dari 1 meter hingga 2 meter. Saat penggalian dihasilkan temuan berupa potongan keramik, potongan botol, potongan tembikar, dan tulang-tulang. Cecep mengatakan, semua temuan itu ditangani secara profesional dan akan dipajang oleh MRT dalam sebuah galeri untuk menunjukkan perjalanan pembangunan MRT.