REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kasus stunting di Purbalingga, tergolong cukup tinggi. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga Agus Winarno, menyebutkan data terakhir menyebutkan ada 30 desa di Purbalingga yang terdapat kasus stunting.
''Sebanyak 24 dari 30 desa dengan predikat stunting ini, telah ditangani melalui berbagai sumber dana yang ada,'' kata dia, saat menyerahkan paket bantuan olahan ikan di Desa Candinata Kecamatan Kutasari, Rabu (4/11).
Menurutnya, upaya mengatasi permasalahan stunting yang dilakukan Pemkab Purbalingga, antara lain dengan penyerahan bantuan makanan bergizi. Salah satunya, dengan menggalakkan program gemar makan ikan.
''Kampanye makan ikan di Purbalingga harus terus dilakukan, agar kasus stunting semakin menurun,'' katanya.
Dia menyebutkan, angka makan ikan per kapita Purbalingga masih jauh di bawah rata-rata provinsi dan nasional. Pada tahun 2019, angka makan ikan per kapita di Purbalingga baru sekitar 21 kg per tahun. Sementara rata-rata nasional sudah mencapai 56 kg per tahun.
Bahkan dia menyebutkan, pada tahun 2018, angka makan ikan warga Purbalingga jauh dibawah angka 2019. ''Tahun 2018, angka makan ikan warga Purbalingga hanya sebesar 13 kg per kapita per tahun. Adanya kenaikan hingga 21 kg ini, bagaimana pun merupakan peningkatan yang cukup besar,'' katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jateng Fendiawan Tiskiantoro, dalam kesempatan itu juga mengapresiasi peningkatan konsumsi ikan warga Purbalingga. ''Angka konsumsi ikan ini masih harus terus ditingkatkan, sehingga paling tidak bisa menyamai rata-rata nasional,'' katanya.
Dalam kesempatan tersebut, sekitar 30 ibu hamil dan menyusui di desa tersebut, mendapat bantuan makanan olahan ikan. Bantuan yang diserahkan, merupakan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.