REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial akan tetap melanjutkan penyaluran bansos tunai atau BST pada tahun depan. Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan, program bansos tunai akan tetap disalurkan selama Januari hingga Juni 2021 untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
“Untuk yang bansos tunai saat ini memang masih kita anggarkan untuk Januari sampai Juni saja,” ujar Mensos Juliari saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/11).
Juliari mengatakan, penyaluran bansos tunai saat ini masih berjalan hingga Desember 2020 nanti. Dari total anggaran Rp 32,4 triliun, realisasi penyaluran program bansos tunai ini telah mencapai Rp 25,86 triliun atau sebesar 79,80 persen. Ia pun optimistis, penyaluran program ini akan segera memenuhi target hingga 100 persen.
“Insya Allah ini juga tidak akan menemui kendala untuk penyerapan 100 persen,” kata dia.
Juliari juga mengatakan sejumlah program bansos lainnya tak akan dilanjutkan pada tahun depan. Namun, pemerintah juga akan mempertimbangkan kondisi di lapangan sehingga jika program-program lainnya masih diperlukan di tahun depan, maka tak menutup kemungkinan untuk dilanjutkan kembali.
“Nanti tentunya sesuai arahan Presiden kita lihat lagi, karena apa yang disampaikan beliau anggaran kita juga harus bisa fleksibel melihat kondisi, sehingga program-program yang ada tentunya nanti bisa kita sesuaikan kembali,” ujar dia.
Sementara itu, untuk program bantuan sosial reguler seperti PKH dan BPNT dipastikan tetap akan berjalan pada tahun depan dengan jumlah indeks dan target keluarga penerima manfaat yang sama. Untuk program PKH, pada tahun ini pemerintah menargetkan penyaluran kepada 10 juta keluarga penerima manfaat. Program PKH ini pun telah mencapai target 100 persen dengan total anggaran sebesar Rp 36,71 triliun.
“Karena memang Presiden juga memerintahkan agar program-program yang sifatnya reguler ini bisa dieksekusi dengan cepat,” tambah dia.
Sedangkan untuk program BPNT, pemerintah menargetkan penyaluran kepada 20 juta keluarga penerima manfaat. Menurut Juliari, target penyaluran kepada 20 juta keluarga penerima manfaat tersebut memang belum tercapai 100 persen. Namun, ia optimistis target dapat tercapai pada November ini.
“Insya Allah bulan November ini sisanya bisa kita capai, mudah-mudahan mencapai 20 juta (KPM) sehingga anggarannya bisa hampir 100 persen,” kata dia.
Dari total anggaran sebesar Rp 43,12 triliun, penyaluran anggaran dari program ini sudah terealisasikan sebesar Rp 37,31 triliun atau 86,52 persen.