Rabu 04 Nov 2020 09:23 WIB

Penambahan Pasien Covid-19 Jatim Didominasi Klaster Keluarga

Satgas meminta masyarakat mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Juru Bicara Satgas Covid-19 Jawa Timur, dr. Makhyan Jibril Al Farabi mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga. Mengingat dalam dua pekan terakhir, tambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang berasal dari klaster keluarga di Jatim terbilang tinggi. 

Jibril mengungkapkan, dalam dua pekan terakhir tercatat ada 301 orang terkonfirmasi positif Covid-19 yang masuk klaster keluarga.  "Jadi update klaster selama dua minggu terakhir, ada bermacam-macam. Seperti klaster riwayat perjalanan, klaster mall, klaster keluarga, serta beberapa klaster lainnya. Tapi memang paling banyak memang klaster keluarga," ujar Jibril dikonfirmasi Rabu (4/11).

Baca Juga

Jibril mengungkapkan, klaster keluarga muncul di sejumlah daerah di Jawa Timur. Paling banyak muncul di Banyuwangi dan Bondowoso. Klaster keluarga juga ditemukan di Kota Mojokerto, Probolinggo, Kediri, dan beberapa lagi lainnya. 

Jibril mengatakan, catatan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang berasal dari klaster keluarga tersebut belum termasuk tambahan yang diakibatkan libur panjang. Jibril mengatakan, klaster yang muncul saat libur panjang belum bisa dilihat. Sebab, masa inkubasi dari virus ini 7 hingga 14 hari.

"Jadi klaster yang muncul dari long weekend baru terlihat 1 hingga 2 minggu lagi," ujarnya.

Jibril pun mengingatkan masyarakat agar protokol kesehatan tetap ditegakkan. Penyebab munculnya klaster keluarga ini berasal dari luar rumah. Dimana kemungkinan ada salah satu anggota keluarga yang bepergian dan mengabaikan protokol kesehatan saat di luar rumah, yang kemudian membawa virus saat kembali ke rumah. Tetapi mereka tidak sadar telah terjangkit. 

Saat kembali ke rumah, bisa jadi si pembawa virus tidak mencuci tangan dan membersihkan diri, dan langsung berinteraksi dengan orang yang berada di dalam rumah. "Tidak semua anggota keluarga memiliki imun yang kuat. Mereka yang imunnya lemah biasanya mudah tertular," ujarnya. 

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih mengaku sudah lama mengingatkan agar mewaspadai munculnya klaster keluarga. Peringatan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Hikmah menyadari, potensi munculnya klaster keluarga sangat besar. Terlebih banyak pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah. 

Hikmah menyarankan agar pemerintah daerah meningkatkan edukasi dan pengawasan, utamanya terhadap mereka yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Langkah itu juga harus didukung masyarakat dengan aktif melakukan pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

"Kadang karena tanpa gejala, mereka cenderung abai dengan protokol kesehatan," kata Hikmah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement