REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah daerah yang berstatus zona oranye atau memiliki risiko penularan Covid-19 di level sedang, semakin bertambah. Pemerintah daerah diminta tidak lengah untuk berusaha menekan laju penyebaran Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, jumlah kabupaten/kota berstatus zona oranye naik dari 360 daerah (65,73 persen) pada akhir Oktober menjadi 371 daerah (72,18 persen) pada awal November ini.
Wiku melihat masih banyak daerah yang semakin hari semakin terlena dan lengah dalam penanganan Covid-19. Hal ini membuat jumlah daerah yang sebelumnya berstatus zona oranye tidak juga berkurang, justru bertambah. Kondisi ini bisa diperparah potensi lonjakan kasus Covid-19 sebagai buntut libur panjang pada pekan lalu.
"Ingat zona oranye juga masih berbahaya dan berisiko terjadi peningkatan penularan. Jika semakin lengah, tidak menutup kemungkinan akan jadi zona merah," kata Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (3/11).
Wiku mengingatkan pemerintah daerah yang wilayahnya masuk dalam zona oranye agar bekerja lebih keras untuk menekan angka kasus positif dan menambah tingkat kesembuhan.
Berkebalikan dengan jumlah zona oranye yang terus bertambah, jumlah zona merah atau daerah berisiko tinggi dilaporkan berkurang. Pekan ini, jumlah daerah berstatus zona merah tercatat ada 19 kabupaten/kota, berkurang satu daerah dibanding pekan lalu.
Penurunan signifikan juga terjadi untuk zona kuning dan zona hijau. Jika pekan lalu terdapat 115 kabupaten/kota berada di zona kuning maka saat ini jumlahnya turun menjadi 104 kabupaten/kota.
"Terdapat sedikit peningkatan di daerah yang tidak ada kasus baru. Jika pada pekan lalu hanya terdapat tujuh kabupaten kota yang tidak memiliki kasus baru. Maka pada pekan ini jumlahnya bertambah menjadi delapan kabupaten kota," kata Wiku menjelaskan.
Sedangkan kabupaten kota yang tidak terdampak Covid-19 atau zona hijau, jumlahnya tetap seperti pekan lalu yaitu 12 kabupaten kota.