REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat, terdapat 417 wisatawan yang reaktif ketika dilakukan uji cepat (rapid test) yang dilakukan secara acak selama momen liburan akhir pekan lalu. Ratusan wisatawan yang reaktif itu rata-rata berasal dari luar Jabar.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Berli Hamdani mengatakan, selama liburan panjang akhir pekan lalu, pihaknya melakukan rapid test dan uji usap (swab test) secara acak kepada wisatawan. Pelaksanaan tes itu dilakukan di sejumlah daerah yang menjadi tujuan wisatawan."Sampai kemarin, baru rapid test yang keluar hasilnya. Ada 417 wisatawan yang reaktif," kata dia di Kota Tasikmalaya, Selasa (3/11).
Berli menyebutkan, rata-rata wisatawan yang reaktif berasal dari luar Jabar. Beberapa ada yang datang dari Jakarta, Banten, bahkan ada yang dari luar Pulau Jawa.
Menurut dia, para wisatawan yang diketahui reaktif langsung diminta jaga jarak secara ketat, diberikan masker medis, dan diingatkan untuk mengurangi interaksi dengan orang lain, termasuk dengan anggota keluarganya. Para wisatawan yang reaktif itu juga langsung dilakukan swab test. "Hasilnya hari ini mungkin keluar," kata dia.
Ia menyatakan, hingga saat ini belum ada dampak langsung kenaikan kasus Covid-19 di Jabar dari momen libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW akhir pekan lalu. Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Jabar akan terus melakukan penelusuran (tracing) dan pengetesan (testing) untuk memastikan libur panjang tak berdampak pada kasus Covid-19. "Kita akan terus pantau hingga 14 hari ke depan. Mudah-mudahan tidak ada dampaknya ke kasus Covid-19," kata dia.
Berli mengatakan, hingga saat ini kasus Covid-19 di Jabar masih terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data Pusat Koordinasi dan Informasi Covid-19 Pemprov Jabar hingga Senin (2/11), total kasus di daerah itu berjumlah 36.924 kasus, bertambah 341 kasus dari hari sebelumnya. Sebanyak 9.521 orang masih dalam perawatan, 26.671 orang telah dinyatakan sembuh, dan 732 orang meninggal dunia. Meski kasus terus bertambah, angka kesembuhan pasien juga terus mengalami peningkatan. "Tingkat kesembuhan di Jabar sudah lebih dari 70 persen, tepatnya 71,2 persen," kata Berli.