REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi alumni pesantren yang tergabung dalam Ikatan Santri dan Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Jabodetabek mengirimkan peringatan dan protes keras kepada majalah dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang telah melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw dan Islam.
“Kami memberikan peringatan dan protes keras pada majalah Charley Habdoo dan maupun Presiden Prancis,” ujar Ketua Mejelis Tanfidzi IKSASS Jabodetabek, Ahmad Haitami dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (2/11).
Selain itu, para alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo tersebut juga mendesak kepada Charley Habdoo dan Macron untuk meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.
“Majalah Charley Habdo juga harus mengevaluasi dan meninjau kembali ide gila, konyol dan bodohnya, serta tidak bermain-main dengan hal-hal sensitif menyangkut keyakinan, tidak terbatas keyakinan umat Islam saja,” ucapnya.
Haitami menjelaskan, ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw adalah ajaran perdamaian dan di dalamnya terkandung nilai-nilai cinta kasih. Karena itu, menurut dia, bagi umat Islam, Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang menyempurnakan misi kenabian para nabi sebelumnya.
Namun, menurut dia, karikatur Nabi Muhammad SAW masih terus diterbitkan oleh Majalah Charley Habdo, sehingga aksi pembunuhan atau terorisme pun semakin masif dan meluas, khususnya di Prancis sendiri.
“Mestinya Majalah Charley maupun Presiden Prancis bisa mengambil langkah bijak dan mengevaluasi sikapnya,” katanya.
Di samping itu, IKSASS Jabodetabek juga mengajak kepada seluruh umat Islam untuk bersama-sama menciptakan perdamaian dunia, serta menolak dan melawan segala bentuk tindakan kriminal. “Kami secara prinsip mengjak kepada setiap diri kita semua untuk menolak terorisme dan bentuk-bentuk lainnya, yang menyebabkan dan memancing situasi destruktif dan merusak perdamaian dunia,” jelas Haitami.