REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya agar mewaspadai munculnya gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia. Gelombang kedua pandemi Covid itu telah muncul di sejumlah negara di Eropa dengan kenaikan kasus yang sangat drastis.
Oleh karena itu, Jokowi pun meminta agar jajarannya meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap penanganan pandemi ini.
“Yang berkaitan dengan Covid, saya ingin menekankan sekali lagi hati-hati karena di Eropa sudah muncul gelombang kedua yang naiknya sangat drastis sekali,” ujar Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/10).
Ia mencontohkan sejumlah negara di Eropa seperti Prancis, Italia, Inggris, Jerman, dan juga Spanyol yang sudah mengalami gelombang kedua kenaikan kasus Covid-19. Kasus di negara-negara Eropa tersebut dimintanya agar menjadi perhatian bagi seluruh pihak di Indonesia.
Presiden juga menegaskan agar pemerintah tak teledor dan kehilangan kewaspadaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. “Jadi jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Inggris dan Austria telah mengumumkan pemberlakukan lockdown kedua di negara tersebut selama satu bulan penuh. Keputusan lockdown ini diambil setelah penularan virus Covid-19 dinilai menyebar lebih cepat.
Selain Inggris dan Austria, kebijakan lockdown juga dilakukan oleh Jerman dan Prancis selama November ini untuk menekan kasus Covid-19.
Dalam Sidang Kabinet ini, Presiden menyampaikan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah semakin membaik. Kasus aktif covid di Indonesia saat ini tercatat lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia. Di Indonesia, kasus aktif sebesar 13,78 persen, sedangkan rata-rata dunia mencapai 25,22 persen.
Begitu juga dengan kasus kesembuhan di Indonesia yang menunjukan perbaikan dan lebih tinggi dari rata-rata dunia. Saat ini, kasus sembuh di Indonesia mencapai 82,84 persen, sedangkan rata-rata dunia sebesar 72 persen.
Namun sayangnya, kasus kematian nasional masih lebih tinggi dari rata-rata dunia. Jokowi menyebut, secara nasional kasus kematian mencapai 3,38 persen, sedangkan rata-rata dunia sebesar 2,5 persen. “Ini yang patut untuk menjadi perhatian kita semuanya,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan agar jajarannya tetap fokus menjaga keseimbangan penanganan kesehatan serta pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.