REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan, penemuan-penemuan teknologi militer pada revolusi industri 4.0 memengaruhi taktik dan strategi perang ke depan. Indonesia, kata dia, harus siap mengantisipasi karakter baru pertempuran besar yang mempunyai daya hancur merusak.
"Saat ini, kita berada di era lompatan teknologi militer yang akan memengaruhi taktik dan strategi perang ke depan," ungkap Trenggono saat pada kegiatan bedah buku "75 Tahun TNI" yang digelar CSIS secara daring, Senin (2/11).
Trenggono menjelaskan, karena itulah bangsa ini harus siap mengantisipasi karakter baru pertempuran besar yang memiliki daya hancur yang merusak. Bangsa ini, kata dia, harus siap menghadapi pertempuran yang berjalan lebih singkat dalam menentukan pemenang.
"Kita juga harus siap menghadapi pertempuran hibrida yang menggabungkan berbagai taktik sekaligus, baik taktik konvensional dengan non konvensional, serta lintas dimensi baik sosial, politik, maupun ekonomi," kata dia.
Trenggono juga mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memberikan amanat terkait transformasi di tubuh TNI. Presiden, ia sebut, menaruh harapan yang cukup besar untuk dilaksanakannya transformasi di tubuh TNI agar lembaga pengamanan negara itu dapat lebih kuat.
Menurut Trenggono, transformasi organisasi TNI memang harus terus dilakukan sesuai dengan dinamika strategis, keamanan, dan perkembangan teknologi militer seiring zaman. Itu perlu dilakukan agar TNI semakin kokoh dalam menjalankan perannya sebagai alat pertahanan negara.
“Transformasi organisasi tersebut juga harus didukung oleh transformasi teknologi dan transformasi personel TNI yang kendalikan teknologinya,” tutur dia.