Senin 02 Nov 2020 03:10 WIB

Curah Hujan Tinggi, Warga Lebak Diminta Waspada Banjir

Selama ini, banjir dan longsor kerap dialami warga Lebak di 10 Kecamatan.

Selama ini, banjir dan longsor kerap dialami warga Lebak di 10 Kecamatan (Foto: ilustrasi)
Foto: IDHAD ZAKARIA/ANTARA
Selama ini, banjir dan longsor kerap dialami warga Lebak di 10 Kecamatan (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten meminta masyarakat selatan Lebak waspada banjir dan tanah longsor. Hal ini sehubungan intensitas curah hujan yang tinggi di Lebak.

"Peringatan kewaspadaan itu guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Seksi Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Banten Sumardi di Posko Kesiapsiagaan Bencana di Lebak, Ahad (1/11).

Baca Juga

BPBD Banten mengoptimalkan penyampaian peringatan kewaspadaan bencana alam menyusul curah hujan di daerah itu meningkat. Penyampaian peringatan kewaspadaan telah disampaikan kepada aparatur kecamatan, desa, relawan juga pengusaha wisata. Selain itu, BPBD Banten juga memaksimalkan kegiatan edukasi sosialisasi tentang mitigasi bencana.

"Saya yakin jika warga memahami dan mengerti mitigasi bencana, bisa menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," katanya.

Menurut dia, selama ini, masyarakat selatan Lebak yang tersebar di 10 kecamatan, yakni Cijaku, Banjarsari, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, Cilograng, Cigemblong, Wanasalam, dan Cibeber menjadi langganan bencana alam. Sebab, ribuan kepala keluarga tinggal di permukiman dengan topografi pegunungan, perbukitan, aliran sungai dan pesisir pantai.

Saat ini, kata dia, bencana banjir dan longsor menimpa warga Kecamatan Cibeber, Wanasalam, Bayah, dan Cihara. Namun, pihaknya sejauh ini belum menerima laporan adanya korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

"Kami baru memperkirakan kerugian material bangunan gedung SMAN 3 Cibeber yang tertimpa longsor bisa di atas Rp 300 juta," ujarnya.

Ia mengatakan, BPBD Banten telah menyiapkan peralatan evakuasi guna menyelamatkan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi banjir dan longsor, di antaranya perahu karet, pakaian pelampung, genset, gas, kendaraan operasional, dan alat berat. Selain itu, tenda, persediaan logistik dan obat-obatan agar tidak menimbulkan kerawanan pangan dan serangan penyakit. 

"Kami selama 24 jam selalu siaga di Posko Kesiapsiagaan Bencana dengan bergantian lima personel dan dibantu TNI, Polri dan relawan untuk melayani masyarakat mengendalikan kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement