Jumat 30 Oct 2020 07:31 WIB

MDMC Gelar Jambore Relawan Secara Daring

Semangat jambore daring tahun ini memberikan jiwa tersendiri bagi MDMC

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Suasana Jambore Nasional MDMC, (ilustrasi). Tahun ini Jambore Nasional MDMC digelar secara daring.
Foto: Dokumen
Suasana Jambore Nasional MDMC, (ilustrasi). Tahun ini Jambore Nasional MDMC digelar secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melaksanakan Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah. Dilakukan secara daring mengangkat tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Upaya Pengurangan Resiko Bencana.

Jambore diikuti semua unsur relawan Muhammadiyah seluruh Indonesia baik dari MDMC sendiri maupun organisasi otonom dan amal usaha. Dihadiri Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman dan Dubes RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y. Tohari.

Baca Juga

Lalu, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief dan Ketua MDMC Budi Setiawan. Jambore dimoderatori langsung Koordinator Divisi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) MDMC, Budi Santosa.

Budi mengatakan, ini merupakan pertama kalinya jambore relawan Muhammadiyah dilaksanakan secara daring. Tapi, ia menekankan, semangat jambore daring tahun ini memberikan jiwa tersendiri bagi MDMC untuk terus meningkatkan kualitas.

"Dan, mutu penyelenggaraan program pengurangan risiko bencana bagi masyarakat, satuan pendidikan, rumah sakit dan komunitas lainya," kata Budi, Kamis (28/10).

Jambore diisi presentasi berbagai kegiatan MDMC dari wilayah-wilayah. Seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu serta Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat Aisyiyah.

Dalam sambutannya, Ketua MDMC, Budi Setiawan menuturkan, secara kelembagaan MDMC memang baru dibentuk 2007 dan diresmikan dalam Muktamar 2010. Namun, kiprah kerelawanan Muhammadiyah dalam bencana sudah setua usia Muhammadiyah itu sendiri.

Semangat KH. Ahmad Dahlan mengimplementasikan Alquran dalam kehidupan sehari-hari meliputi berbagai sisi kehidupan manusia, termasuk kebencanaan. Erupsi Gunung Kelud 1919 oleh Sudjak dan kawan-kawan merupakan wujud pemahaman Alquran.

"Yang mana, diimmplementasikan secara nyata. Inilah Muhammadiyah melakukan respon pertama dalam rangka letusan Gunung Kelud seabad yang lampau," ujar Budi.

Terkait pandemi Covid-19, ia menekankan, MDMC mendukung penuh jalan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). MCCC merupakan gugus tugas khusus yang dibentuk PP Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19, yang bekerja sudah sejak awal pandemi.

Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman menerangkan, kegiatan kemanusiaan yang terwadahi lewat MDMC jadi bagian amal soleh yang terus berjalan sejak Muhammadiyah berdiri. Bahkan, 100 tahun lebih Muhammadiyah berkiprah dalam kebencanaan.

PP Muhammadiyah mengapresiasi dan mendukung penuh yang sudah dilakukan relawan Muhammadiyah karena kegiatan kemanusiaan jadi bagian misi Muhammadiyah sejak awal berdiri. Ia meminta relawan menjaga spirit ikhlas dalam layani jihad kemanusiaan.

"Spirit ikhlas inilah yang menjadikan amal soleh itu bertahan terus dan ada yang melanjutkan. Jangan sampai karena spirit ikhlas itu hilang, menjadi tidak bernilai di hadapan Allah," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement