Kamis 29 Oct 2020 10:01 WIB

Jumlah Kematian Covid Naik Saat Angka Kasus Positif Turun

Peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 pada pekan ini tercatat sebesar 18 persen.

Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari Dokter Usman, yang meninggal akibat COVID-19 di Jalan Raya Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sejak Maret hingga Oktober 2020 terdapat total 253 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, jumlah tersebut terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari Dokter Usman, yang meninggal akibat COVID-19 di Jalan Raya Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sejak Maret hingga Oktober 2020 terdapat total 253 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, jumlah tersebut terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra

Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia pada pekan ini mengalami kenaikan meskipun penambahan kasus positif mingguan tercatat menurun. Peningkatan kasus meninggal pada pekan ini tercatat sebesar 18 persen dari pekan sebelumnya.

Baca Juga

“Di pekan ini terjadi peningkatan sebesar 18 persen untuk penambahan kematian mingguan,” ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Rabu (28/10).

Satgas menyoroti lima provinsi yang mengalami kenaikan jumlah kematian tertinggi pada pekan ini. Yakni Jawa Barat yang naik 89 kasus, Sumatera Barat naik 22 kasus, Jawa Tengah naik 16 kasus, Kepulauan Riau naik 10 kasus, dan NTB naik 7 kasus.

Sedangkan persentase kasus meninggal tertinggi yakni di Provinsi Jawa Timur yang sebesar 7,24 persen, NTB 5,64 persen, Sumatera Selatan 5,47 persen, Jawa Tengah 5,44 persen, dan Bengkulu 5,02 persen.

Wiku pun meminta agar daerah tersebut meningkatkan jumlah pemeriksaan dan juga angka kesembuhannya. Selain itu, ia juga mengingatkan agar daerah meningkatkan kualitas pelayanan pasien Covid di rumah sakit serta memperbanyak rumah sakit darurat jika diperlukan.

“Mohon kepada provinsi yang masuk ke dalam lima besar kenaikan kematian tertinggi untuk dapat betul-betul melaksanakan treatment atau penanganan pasien Covid-19 dengan baik, utamanya pada pasien dengan gejala sedang dan berat, serta pasien dengan komorbid,” kata dia.

Wiku juga menyebut sejumlah provinsi telah berhasil menekan angka kematiannya pada pekan ini sehingga keluar dari lima besar provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi. Yakni Banten, Aceh, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara.

“Namun untuk Jawa Tengah masih bertahan pada 5 besar penambahan kematian mingguan tertinggi seperti di pekan-pekan sebelumnya,” tambahnya.

Menurut Wiku, kasus meninggal hingga Rabu tercatat telah mencapai 13.512 atau 3,4 persen. Angka kasus meninggal tersebut masih lebih tinggi dari kasus meninggal dunia yang sebesar 2,65 persen.  

“Sekarang adalah totalnya 13.512 atau 3,4 persen di mana kasus meninggal dunia 2,65 persen. Kembali kita harus tetap menurunkan angka kematian yang ada di Indonesia agar bisa lebih rendah daripada kasus meninggal di dunia,” ujar Wiku.

Penurunan kasus

Pada pekan ini jumlah kasus Covid-19 secara nasional cenderung mengalami penurunan dibandingkan pekan sebelumnya. Penurunan kasus positif secara nasional pun tercatat sebesar 4,5 persen.

“Ini adalah perkembangan ke arah yang lebih baik karena kasus positif mengalami penurunan. Penambahan kasus positif harus terus menurun setiap minggunya,” ujar Wiku.

Wiku pun mengapresiasi sejumlah daerah yang berhasil menekan angka kasusnya sehingga keluar dari lima besar provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi pada pekan sebelumnya. Yakni Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, dan NTB.

Namun, Wiku menyoroti lima daerah yang pada pekan ini justru kembali mengalami kenaikan kasus tertinggi. Daerah-daerah tersebut dinilai lengah setelah pada pekan sebelumnya mengalami perbaikan jumlah kasus.

Daerah-daerah tersebut yakni Jawa Barat yang naik 627 kasus, Banten naik 345 kasus, Kepulauan Riau naik 238 kasus, Riau naik 234 kasus, dan Jawa Tengah naik 184 kasus.

“Kami melihat tren pada daerah yang minggu sebelumnya kami umumkan mengalami perbaikan, ternyata terjadi peningkatan kasus yang artinya menurut kami daerah ini menjadi lengah. Kami mohon perhatiannya,” kata Wiku.

Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19juga mengantisipasi adanya potensi kerumunan dan peningkatan mobilitas manusia selama libur panjang pekan ini. Melihat adanya potensi lonjakan kasus di depan mata, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat untuk bijak menentukan aktivitas selama libur panjang nanti. Opti terbaik, menurutnya, adalah menghabiskan liburan di rumah saja atau staycation.

"Karena apabila kita lengah dalam menerapkan protokol kesehatan saat liburan, ada konsekuensinya. Kita akan melihat lonjakan kasus sampai ribuan. RS dan tim medis tentu akan kewalahan. Sebagai akibatnya, pembatasan aktivitas akan kembali ditingkatkan. Saya yakin kali ini kita akan lebih bijak," kata Reisa dalam keterangan pers, Jumat pekan lalu (23/10).

Reisa menambahkan, menghabiskan waktu liburan di rumah sebenarnya sudah dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia selama delapan bulan pandemi ini. Menurutnya, cara ini memang yang terbaik karena interaksi yang dilakukan hanya dalam lingkup keluarga saja.

"Yang mengendalikan lingkungan rumah kita, ya keluarga kita sendiri. Rumah dibersihkan dan disinfeksi secara rutin. Pastikan peredaran udara segar dan lancar di dalam rumah dengan membuka ventilasi dan jendela, biarkan sinar matahari masuk," kata Reisa.

Lantas apa yang bisa dilakukan di rumah? Reisa menyebut sejumlah aktivitas, misalnya nonton film bersama keluarga, mengikuti tur virtual ke museum, atau menyaksikan konser musik.

"Juga bisa membuat permainan seru bersama keluarga, sampai berolahraga bersama," kata Reisa.

Kehati-hatian pemerintah dalam menghadapi libur panjang akhir Oktober nanti bukan tanpa alasan. Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus Covid akibat dua libur panjang yang sebelumnya terjadi, yakni libur Idul Fitri pada Mei dan libur Tahun Baru Islam pada Agustus 2020.

Satgas mencatat, terjadi kenaikan jumlah kasus harian sebesar 69 persen hingga 93 persen pascalibur Idul Fitri, 22-25 Mei 2020. Kenaikan angka kasus terekam dalam rentang 10-14 hari setelah libur panjang.

Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi pascalibur panjang Tahun Baru Islam, 20-23 Agustus. Satgas mencatat ada kenaikan kasus harian dan kumulatif mingguan dalam rentang 58 persen sampai 118 persen, dalam rentang waktu 10-14 hari setelah liburan. Selain itu, terjadi juga kenaikan positivity rate atau hasil tes positif yang naik 3,9 persen.

photo
Tips melindungi anak dari paparan virus Covid-19. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement