REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menyiapkan sarana dan prasarana sebagai antisipasi bencana alam di musim penghujan. BPBD fokus di titik rawan bencana di wilayah Kabupaten Bandung.
"Di Kabupaten Bandung banyak titik yang berpotensi rawan bencana seperti longsor, angin puting beliung, dan banjir. Kami sedang konsentrasi pada sarana prasarana," kata kepala pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/10).
Dia menyebut BPBD memetakan wilayah mana saja yang rawan bencana. Total ada sembilan kecamatan yang diwaspadai berpotensi banjir.
"Wilayah yang rawan banjir tersebut merupakan cekungan Bandung," katanya.
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan adanya peningkatan curah hujan dibandingkan musim hujan sebelumnya. Ini menjadi acuan BPBD untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
Ahmad juga mencatat ada 24 kecamatan di Kabupaten Bandung yang rawan akan bencana longsor. Sehingga perlu adanya inventarisasi peralatan siap pakai sebagai antisipasi.
"Jangan sampai pada saat dibutuhkan alat tidak berfungsi. Seperti angkutan evakuasi dan perahu karet. Kami juga mengunjungi lokasi gedung yang akan digunakan untuk pengungsian," katanya.
Dia pun menyebut BPBD bekerja sama dengan berbagai komunitas untuk personel tambahan siaga bencana. Sejumlah 234 komunitas di seluruh wilayah pun menyatakan sudah siap membantu.
"Seperti di Majalaya sudah didirikan pos gabungan untuk enam wilayah, mereka juga akan membuat peta penanggulangan. Sama halnya di Ciparay, Rancaekek, dan Cikancung," katanya.