REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim investigasi yang dibentuk Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) berhasi mengidentifikasi penyebab jatuhnya helikopter Mi-17 di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah pada Sabtu (6/6) sekitar pukul 13.40 WIB. Helikopter buatan Rusia yang bisa digunakan untuk mengangkut personel dan logistik itu jatuh saat menjalani latihan, hingga menewaskan empat awak personel TNI AD.
Ketua Tim Investigas Brigjen Sudarji memberikan laporan kepada pimpinan TNI AD berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kotak hitam yang berisi data CVR. Tim menggandeng teknisi dari Motor Sich Ukraina dan personel Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dengan membuka hasil rekaman percakapan pilot selama satu menit 20 detik.
Brigjen Sudarji menjelaskan, aspek utama yang menjadi penyebab kecelakaan helikopter milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) karena adanya komponen meterial helikopter yang tidak sesuai dengan standar. Dari seluruh kegiatan tim investigasi di lapangan, sambung dia, secara umum pelaksanaannya berjalan aman, lancar, dan tertib.
Dia mengungkapkan, hasil investigasi jatuhnya helikopter bukan disebabkan faktor cuaca dan medan. Pada saat latihan terbang, menurut Sudarji, kedua faktor itu tidak berkontribusi dalam kecalakaan. Pemicunya karena masalah perawatan.
"Kemudian personel secara umum dalam kondisi baik dan tidak berpengaruh terhadap jatuhnya pesawat. Untuk di aspek manajemen mulai dari penyelenggaran pendidikan sampai latihan terbang, ini tidak dilaksanakan manajemen yang baik sehingga berpengaruh terhadap performa pesawat," kata Wakil Asisten Intelijen Kepala Staf Angkatan Darat (Waasintel KSAD) tersebut dalam video yang diunggah channel Youtube TNI AD, Selasa (27/10).
Hadir menyaksikan paparan hasil investigasi itu, yaitu KSAD Jenderal Andika Perkasa, Wakil KSAD Letjen Mochammad Fachruddin, Komandan Puspenerbad Mayjen Teguh Pudjo Rumekso, dan jajaran asisten KSAD lainnya.
Sudarji menambahkan, tim investigasi juga menemukan material bermasalah dalam perawatan helikopter tersebut. Dia mendapati, terdapatnya komponen tidak memenuhi standar yang memungkinkan menjadi faktor penyebab terjadi kecelakaan.
Jenderal Andika Perkasa memberi catatan atas laporan jatuhnya helikopter Mi-17. Pihaknya berpesan agar jajaran di Puspenerbad semakin selektif lagi dalam setiap tahapan pemeriksaan kelayakan dan perlengkapan, persiapan personel, hingga manajemen administrasi. Tujuannya agar ketika terbang mampu meminimalisasi kecelakaan.
Andika mengaku, tidak melemparkan kesalahan kepada Puspenerbad semata. Dia mengatakan, Mabesad memang harus memberi perlakuan berbeda terhadap manajemen Puspenerbad agar semakin ketat dalam melakukan perawatan helikopter. Untuk itu, pihaknya membuka kesempatan untuk menggandeng pilot dan teknisi swasta berpengalaman untuk direkrut bergabung ke Penerbad.
"Menurut saya kita memang arus membeli pesawat, harus ada yang menguasai manualnya itu. Manual book harus dikuasai benar harus jadi misalnya rekrutmen, sudahlah ambil saja dari sekolah penerbang, terus teknisi-teknisi itu juga gitu. Kita tak mau ada anggota kita jadi korban, itu saja, gara-gara kita tidak teliti," ucap Andika.