REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Elemen buruh dan mahasiswa di Jawa Timur bakal kembali menggelar aksi menolak UU Omnibus Law pada 27 dan 28 Oktober 2020. Aksi tersebut dipusatkan di Surabaya. Berkaca dari aksi serupa pada 8 Oktober 2020 dimana unjuk rasa berujung ricuh, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak warganya turut serta menjaga keamanan dan kondusivitas kota.
Risma mengajak, masyarakat ikut serta menjaga fasilitas umum yang ada di lingkungan masing-masing, untuk mengantisipasi aksi kembali berujung rusuh. "Saya berharap kita semua sebagai warga Surabaya dapat untuk mengamankan properti. Baik yang dibangun Pemkot Surabaya, maupun properti pribadi milik bapak ibu sekalian," kata Risma di Surabaya, Selasa (27/10).
Risma mengingatkan, fasilitas umum yang dibangun Pemkot Surabaya, berasal dari uang pajak yang dibayarkan masyarakat. Namun, kata dia, terkadang sebagian masyarakat abai untuk menjaga properti atau fasilitas umum yang ada di sekitarnya. Rasa memiliki dan keinginan menjaga fasilitas umum yang ada, diharapkannya bisa ditingkatkan.
"Karena itu mari kita jaga semuanya, jaga Surabaya dari kerusakan, jaga keamanan kota dan keselamatan kita bersama," ujar Risma.
Risma juga mengingatkan banyaknya anak-anak siswa SMP hingga SD yang terlibat aksi 8 Oktober 2020. Ia pun berharap ke depan tidak ada lagi anak-anak yang terlibat dalam aksi serupa. Karena, anak-anak adalah masa depan bangsa. Menurutnya, jangan sampai anak-anak ini disakiti oleh orang-orang tak bertanggung jawab karena dipengaruhi media sosial.
"Saya berharap bapak ibu sekalian merangkul anak-anak kita, putra putri kita sebagai bentuk perlindungan terhadap mereka yang kita sudah besarkan mulai mereka tidak bisa apa-apa," kata dia.
Kepada para demonstran yang menggelar aksi di Surabaya, Risma juga berpesan, agar turut serta menjaga keamanan dan kondusivitas kota. Risma todak keberatan atas penyampaian aspirasi di Kota Surabaya. Namun, kata dia, jangan sampai merusak fasilitas umum apalagi merugikan warga lainnya.
"Mudah-mudahan para pendemo juga mendengarkan bahwa apa yang ada di Surabaya, dibangun dengan susah payah dan dibayar mulai dari si miskin dan si kaya. Tolong jaga kota kami, jangan rusak kota kami," ujarnya.