REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Penyuluh pusat dan daerah harus lebih masif mendampingi petani target lokasi food estate (FE) di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) lantaran olah lahan baru 333,65 hektar dari target luas tanam 2.455 hektar.
Realisasi olah lahan di Kapuas, salah satu kabupaten pengembangan lumbung pangan baru (food estate) di Kalteng mengemuka pada rapat koordinasi (Rakor) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (21/10).
Rapat dipimpin Kepala Pusat Pelatihan selaku selaku Penanggung Jawab FE (PJ) dihadiri para pejabat eselon dua dan tiga Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Tim FE BPPSDMP di Kalteng adalah Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dan unit pelaksana teknis (UPT) di Kalimantan.
"Olah lahan oleh petani di Kapuas harus dikawal dan didampingi secara masif oleh penyuluh pusat dan daerah, baru 333,65 hektar dari target luas tanam 2.455 hektar," kata penyuluh pusat Kementan, Sri Mulyani yang hadiri rapat di Banjarbaru tersebut bersama penyuluh Rohadi.
Menurutnya, Rakor memutuskan para penyuluh pusat di Kementan lebih intensif berkoordinasi dengan penyuluh daerah untuk pendampingan dan pengawalan masif.
Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Joko Widodo meninjau lokasi FE Kalteng pada Kamis, 8 Oktober di Kabupaten Pulang Pisau, tepatnya di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu adalah kali kedua. Kunjungan pertama Jokowi ke FE Kalteng adalah meninjau lokasi FE di Kabupaten Kapuas pada Kamis, 8 Juli 2020.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan optimalisasi pengembangan lahan rawa yang menjadi salah satu terobosan yang fokus dilakukan untuk meningkatkan sekaligus mengamankan ketersediaan beras dalam negeri sehingga kebutuhan dapat dipenuhi secara mandiri.