REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mencatat terdapat 13 rumah rusak diduga akibat gempa yang terjadi pada Ahad (25/10) pagi. Gempa yang berpusat di Pangandaran tak hanya mengakibatkan rumah rusak, tapi juga menyebabkan dua orang luka ringan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengatakan, belasan rumah yang rusak itu berada di enam kecamatan. Empat rumah yang rusak berada di Kecamatan Banjarsari, empat di Pamarican, dua di Purwadadi, dan masing-masing satu rumah di Lakbok, Ciamis, serta Tambaksari.
"Laporan rusak itu dari aparat setempat dan Tagana. Tim kita sudah berangkat ke lokasi untuk melakukan assessment dan memberikan bantuan," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Ahad.
Sementara untuk dua orang yang luka, Memet mengatakan, berasal dari Kecamatan Lakbok dan Pamarican. Dua orang itu hanya mengalami luka ringan. Saat ini, korban luka sudah mendapatkan perawatan di puskesmas setempat.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan kejadian gempa yang berpusat pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah barat daya Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km, pada Ahad pukul 07.56 WIB. Awalnya, BMKG melaporkan gempa yang terjadi pada pukul 07.56 WIB itu memiliki kekuatan magnitudo (M) 5,9. Namun, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,5.
Di Kabupaten Pangandaran, gempa diduga berdampak menyebabkan tiga rumah yang rusak, tapi tak sampai menimbulkan korban jiwa. Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana mengatakan, berdasarkan laporan sementara terdapat tiga rumah warga yang rusak akibat gempa yang terjadi pada Ahad (25/10) pagi. Hingga saat ini, tim di lapangan juga masih terus melakukan pendataan.
"Laporan sementara ada tiga rumah rusak ringan. Belum ada laporan korban jiwa," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad.