REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta Dinas Perhubungan untuk terus menggalakkan sosialisasi pentingnya naik angkutan umum dan menyiapkan parkir-parkir sepeda supaya warga Surabaya bisa tertarik untuk menggunakannya khususnya di tengah pandemi Covid-19.
"Ini semua penting untuk mengubah perilaku itu, sehingga komorbidnya juga bisa berkurang," kata Risma di Surabaya, Jumat (23/10).
Wali Kota Risma mengatakan pihaknya sudah memiliki rencana besar untuk transportasi di Kota Surabaya. Namun, rencana besar itu gagal karena adanya pandemi Covid-19. Ia juga sempat menyampaikan analisanya selama pandemi Covid-19. Angka kematian di Kota Surabaya tinggi karena memang banyak pasien yang memiliki penyakit penyerta.
Penyakit penyerta itu disebabkan karena kurang gerak, terbukti ketika bekerja mulai dari rumah hingga kantor menggunakan motor atau kendaraan pribadi. Bahkan, kalau hari libur sering traveling.
"Makanya saya sampaikan kepada teman-teman Dinas Perhubungan, kita harus berani mengambil lajur untuk angkutan umum dan sepeda karena kalau naik angkutan umum dia masih bisa berjalan, minimal berjalan meskipun hanya 100 meter, tapi dia sudah ada gerak, berbeda kalau naik kendaraan pribadi," katanya.
Oleh karena itu, Risma menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan yang akan memberikan bantuan bus operasional sekitar 150 unit untuk angkutan perkotaan di Kota Surabaya. Program yang disebut Buy The Service (BTS) itu sebelumnya sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia, kemudian pada tahun 2021, akan dilaksanakan di Kota Surabaya.
"Kami ucapkan terima kasih sudah diberi kesempatan untuk menangani transportasi ini dengan bantuan dari Kemenhub," ujarnya.
Pemerintah Kota Surabaya sudah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian dengan Kementerian Perhubungan tentang perencanaan, pembangunan dan pengoperasian angkutan perkotaan di Balai Kota Surabaya, Kamis (22/10).