REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Komando Distrik Militer (Kodim) 0612/Tasikmalaya menggelar apel kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologis pada musim hujan. Dalam apel itu, seluruh pasukan serta sarana dan prasarana disiapkan untuk digunakan ketika terjadi bencana.
Komandan Kodim Tasikmalaya Letkol Inf Ary Sutrisno mengatakan, apel kesiapsiagaan itu dilakukan untuk mengingatkan seluruh personel akan potensi bencana yang ada di Tasikmalau. Selain itu, lanjut dia, apel itu juga bertujuan untuk mengecek kesiapan sarana dan prasarana yang ada di Kodim. "Karena kita tahu tasik ini kan rawan bencana. Jadi kita harus lakukan antisipasi dan lebih waspada lagi ke depan," kata dia, Jumat (23/10).
Ia menjelaskan, seluruh personel yang ada di Kodim dan Koramil disiagakan untuk penanganan bencana. Pihaknya akan melakukan pemetaan lanjutan untuk menentukan penempatan personel. Untuk peralatan, lanjut dia, yang disiapkan untuk mengantisipasi bencana antara lain dapur lapangan, perahu karet (landing craft rubber/lcr), alat penjebol batu, dan alat evakuasi yang lain. Menurut dia, pelaratan itu dianggap sudah cukup untuk mengantisipasi bencana yang ada. "Yang penting penempatannya saja nanti," kata dia.
Ary mengatakan, pada dasarnya dalam penanganan bencana sektor yang meminpin adalah BPBD. Dalam hal ini, lanjut dia, pihaknya bertugas untuk menguatkan penanganan di lapangan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar mengatakan, saat ini wilayah Tasikmalaya sudah memasuki musim hujan. Apalagi, saat ini musim hujan dibarengi dengan fenomena La Nina. Akibatnya, intensitas hujan diperkirakan akan lebih tinggi.
Menurut dia, dalam dua bulan terkahir sudah terjadi puluhan kejadian bencana di wilayah Kota Tasikmalaya. "Yang paling mendominasi adalah pohon tumbang dan longsor. Tak sampai ada korban jiwa," kata dia.
Dalam upaya pencegahan, Ucu menambahkan, BPBD Kota Tasikmalaya telah melakukan pemangkasan beberapa pohon yang rawan tumbang. Pemangkasan itu dilakukan berdasarkan permintaan warga. Sebab, menurut dia, pemangkasan pohon sebenarnya bukan tupoksi BPBD.
"Namun kalau membahayakan, kita kan tak bisa diam saja," kata dia.
Ucu menyebutkan, wilayah yang memiliki potensi rawan bencana longsor antara lain Kecamatan Tamansari, Kawalu, Cibeureum, dan Purbaratu. Sementara di wilayah perkotaan seperti Tawang dan Cihideung berpotensi terjadi genangan air. Ia mengimbau, warga untuk tetap waspada dalam menghadapi bencana. Sebab, intensitas hujan masih akan tinggi dalam beberapa pekan ke depan.
Sementara di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Tasikmalaya terkahir, dalam dua pekan ke belakang telah terjadi sedikitnya 45 kejadian bencana. Sebanyak 32 kejadian longsor, 12 banjir, dan satu pergerakan tanah.
Akibat kejadian itu, puluhan orang di Desa Wangunsari, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, masih mengungsi hingga hari ini. Berdasarkan data Aksi Cepat Tanggap (ACT) Tasikmalaya, di desa itu masih ada 16 kepala keluarga (KK) atau 76 jiwa sempat mengungsi akibat rumah mereka terdampak longsor.
Kepala Cabang ACT Tasikmalaya, Taufik Perdana mengatakan, pihaknya terus mendistribusikan bantuan pokok kepada korban bencana yang masih mengungsi di Kecamatan Bantarkalong. Terakhir, ACT berkolaborasi dengan JNE Tasikmalaya menyerahkan bantuan berupa bahan pokok, makanan ringan, perlengkapan mandi, dan makanan untuk anak-anak, pada Selasa (20/10).
“Alhamdulillah dalam pendistribusian kedua kali ini kita, bantuan yang diberikan insyaallah merata sesuai dengan data dan jumlah kepala keluarga yang terdampak bencana. Bantuan paket ini mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka untuk 1-2 pekan ke depan," kata dia.