Jumat 23 Oct 2020 10:06 WIB

Surabaya Bakal Dapat Bantuan 150 Bus dari Kemenhub

BTS pada dasarnya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Bus Rapid Transit (BRT) (ilustrasi). Pemkot Surabaya menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perhubungan tentang angkutan perkotaan dengan skema Buy The Service.
Foto: wikipedia
Bus Rapid Transit (BRT) (ilustrasi). Pemkot Surabaya menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perhubungan tentang angkutan perkotaan dengan skema Buy The Service.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya baru saja menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Perhubungan tentang perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian angkutan perkotaan. Nantinya Kemenhub akan memberikan bantuan bus operasional sekitar 150 unit untuk angkutan perkotaan di Kota Surabaya, lewat program yang disebut Buy The Service (BTS).

"Kami punya program itu dan anggarannya, sehingga nanti habis ini kita akan lelangkan kepada operator swasta untuk menjalankan bus angkutan perkotaan itu," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (23/10).

Baca Juga

Budi menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan, Kota Surabaya akan mendapatkan anggaran paling banyak, karena membutuhkan delapan hingga sembilan koridor. Artinya, membutuhkan sekitar 150 unit bus. Bus yang dioperasikan di Surabaya tersebut nantinya juga bisa mendukung gelaran Piala Dunia U-20 pada 2021.

Budi menjelaskan, konsep bus angkutan perkotaan nantinya akan disesuaikan dengan keinginan masyarakat Surabaya, yaitu murah, cepat, nyaman, dingin, dan mudah diakses masyarakat. "Jadi, konsepnya nanti modern, sesuai dengan keinginan anak-anak milenial," ujarnya.

Budi menjelaskan, program BTS filosofinya untuk memindahkan kebiasaan, kebudayaan, dan pola pikir masyarakat yang ketergantungan dengan kendaraan pribadi agar beralih ke angkutan umum. Bahkan, demi menarik minat masyarakat, bus yang dioperasikan nantinya bisa digratiskan untuk sementara. Supaya terbentuk perilaku atau kebiasaannya menggunakan angkutan umum. 

Baru setelah itu nanti mungkin akan berbayar. Bahkan, nanti kemampuan untuk membayar itu kita akan survei kemampuannya dan pasti akan ada subsidinya.

Terkait lelang tender, Budi memastikan akan melalui e-katalog yang rencananya dilakukan sekitar November-Desember 2020. Ia berharap sekitar Maret 2021 pengoperasian bus sudah bisa dimulai di beberapa koridor. "Sementara untuk jam operasionalnya, belum kita tentukan, mungkin sampai jam 10 malam tergantung koridornya," kata dia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui ia meminta sembilan koridor kepada Kemenhub. Apabila permintaan tersebut bisa dipenuhi, maka seluruh koridor di Kota Surabaya bisa terakses bus angkutan kota. "Nanti juga bisa terkoneksi dengan kota-kota penyangga," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement