Rabu 21 Oct 2020 19:45 WIB

Ini Catatan Setahun Prabowo - Trenggono

Ada tiga pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Prabowo - Trenggono.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Pengamat politik Unpad, Muradi.
Foto: Ist
Pengamat politik Unpad, Muradi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja sektor pertahanan pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam setahun pertama dinilai sudah berjalan baik. Namun, masih ada tiga pekerjaan rumah yang harus lekas diselesaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Wakil Menhan Sakti Wahyu Trenggono.

Hal tersebut disampaikan pengamat militer dari Universitas Padjadjaran, Muradi. Menurut dia, tiga pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan itu, yakni menata kelola industri pertahanan, menata postur pertahanan, dan kesejahteraan prajurit.

"Ketiga itu yang saya kira dalam satu tahun ke depan mungkin sampai 2024, akan mereka fokuskan," kata Muradi, saat dihubungi, Rabu (21/10).

Dia menilai, dalam setahun pertama, kinerja Prabowo-Trenggono sudah berlangsung baik. Kerja sama antara keduanya sudah terlihat, termasuk dalam mengurus progrm food estate yang Muradi nilai tidak mudah untuk diurusi. Karena itu, keduanya perlu menjaga ritme kerja mereka.

"Saya bertanya juga ke keduanya, ini kalau diserahkan normatif, enggak akan bisa beres. Ini (food estate) harus dikerjakan teman-teman TNI, Kemhan. Jadi, kalau sudah on the track sudah ya, tinggal bagaimana keduanya bisa menjaga ritme," ujar dia.

Sejauh ini pula Muradi melihat Kementerian Pertahanan di bawah kendali Prabowo-Trenggono, tak menunjukan masalah berarti. Keduanya sudah saling mengisi dan memiliki ciri khas masing-masing yang turut membantu kerja satu sama lain.

"Yang saya tangkap Pak Prabowo kan lebih suka yang seremonial, ketimbang terlalu rumit dan detail. Nah yang terlalu rumit dan detail dikerjakan oleh Mas Trenggono, kalau yang saya tangkap dari beberapa event dan sebagainya," jelas dia.

Selain itu, dia juga menilai, kinerja Trenggono dalam setahun ini, yang sebelumnya diragukan sejumlah pihak saat ditunjuk sebagai wakil Prabowo. Menurut Muradi, Trenggono dapat dianggap menjawab keraguan semua pihak tentang kemampuannya membantu Prabowo dan sebagai wujud dari supermasi sipil di sektor pertahanan.

"Otomatis dong (supremasi sipil di Kemenhan). Kan Trenggono bisa menjalankan apa yang seharusnya," ungkap Muradi.

Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis, juga berpandangan tak jauh berbeda dengan Muradi soal duet Prabowo-Trenggono. Menurut Beni, sejauh ini, keduanya sudah bekerja dengan baik dan saling mendukung satu sama lain. "Sejauh ini keduanya bekerja dengan baik dan saling dukung," ujar Beni.

Dia memberikan contoh, yakni kegiatan diplomasi pertahanan yang dijalankan Prabowo. Menurut Beni, itu sudah cukup baik dilakukan oleh Prabowo karena misi yang dibawa adalah meningkatkan kapabilitas militer dan juga peningkatan SDM. Meski begitu, dia menyarankan pengadaan alat utama sistem persenjayaan (alutsista) harus yang baru.

"Kunjungan ke AS baru-baru ini menunjukkan kegesitan beliau dalam mendorong kerja sama pertahanan bilateral dengan negara adidaya," ujar Beni

Hasil dari kunjungan ke AS itu salah satunya adalah adanya kabar Prabowo mengincar pesawat jet tempur F-35. Beni menilai, rencana tersebut perlu dipertimbangkan lagi. 

"Apakah dia bisa mendapatkan pesawat yang dia inginkan F-35, yang mahal tersebut. Sementara dengan F-16 Viper yang telah ditawarkan AS pun menurut saya sudah bisa meningkatkan kapabilitas TNI AU," ujar Benny.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement