Rabu 21 Oct 2020 07:47 WIB

Kominfo dan DPR Dorong UMKM Masuk Dunia Digital

UMKM diimbau melakukan sebuah branding dalam produk yang akan dipasarkan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informartika Rosarita Niken Widiastuti
Foto: Istimewa
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informartika Rosarita Niken Widiastuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku usaha khususnya pelaku usaha kecil dan menengah atau UMKM harus terus bertransformasi, apalagi dimasa pandemi Covid-19 saat ini. Hal tersebut perlu dilakukan agar usaha yang dijalankan dapat terus tumbuh dan bertahan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan teknologi digital. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informartika Rosarita Niken Widiastuti. Menurut Niken, saat ini masih banyak UMKM yang belum masuk ke ranah digital.

“Padahal potensi digital dimasa pandemi saat ini sangat besar. Bahwa bisnis kalau tidak masuk ke ranah digital tentunya barangkali akan bisa tutup karena mas sekarang ini masyarakat mencari barang melalui e-commerce. Kalau UMKM tidak masuk digital itu sayang sekali,” ujar Niken dalam acara Webinar UMKM Maju dengan Teknologi Digital pada Senin (19/10/2020).

Berdasarkan rilis yang diterima Senin, menurut Niken, dorongan ini dilakukan lantaran UMKM memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, terutama untuk membantu mendongkrak perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari sektor UMKM yang mampu menyumbang sekitar 56 sampai 59 persen terhadap PDB.

“Hal ini membuktikan bahwa betapa kuatnya potensi ekonomi UMKM. Sehingga tidak bakal terganggu dengan ekonomi internasional. Jadi kalau ekonomi internasional mengalami resesi, sektor UMKM ini akan bisa terus berdiri tegak. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong sektor UMKM masuk dalam dunia digital. Dan jangan hanya menjadi reseller saja, melainkan UMKM Indonesia juga harus memperbanyak produksi sendiri,” ujar dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, dimana UMKM di Indonesia harus terus mengembangkan dirinya agar tidak kalah bersaing. Salah satunya masuk ke ranah digital.

Menurutnya, transformasi digital ini justru mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan, bahkan bisa jadi jenis pekerjaan-pekerjaan baru. Digitalisasi rantai ekonomi dengan berbagai marketplace, dia mencontohkan, bisa menyerap ribuan orang untuk bekerja dalam sistem itu.

“Contoh saja ada seperti Gojek dan Grab, itu kan membuka ribuan lapangan pekerjaan. Untuk tahun 2018 saja, UMKM ini mampu menyerap 117 juta tenaga kerja. Ini membuktikan kalau kita sangat bergantung dengan UMKM. Jadi diharapkan kalau ada permasalahan dalam perekonomian global sekalipun UMKM diharapkan mampu untuk bertahan,” ujarnya.

Menurut Meutya, transformasi digital pada akhirnya bisa menjadi cara untuk memeratakan pembangunan ekonomi. Bukan hanya jarak fisik yang dipangkas dengan kemajuan teknologi ini, tetapi juga jarak dalam arti kesenjangan ekonomi.

Informasi-informasi terkait kesempatan pekerjaan yang baik juga akan bisa diakses lebih luas oleh masyarakat. "Sekarang dengan mendaftarkan juga bisa lewat digital ini menjangkau masyarakat di tingkat terkecil sekalipun. Jadi digital itu justru menjadi antitesis dari bayangan bahwa hanya masyarakat kelas menengah ke atas yang menikmatinya," kata dia.

Trudly Karo-Karo selaku Founder CV Teknologi Tepat Guna mengatakan, untuk kemajuan teknologi 4.0 saat ini sangat memudahkan para pelaku UMKM dalam melakukan digital marketing atau pemasaran digital. Sehingga produk yang dimiliki oleh para pelaku UMKM ini dapat dipasarkan secara luas.

“Contoh saja yang sering kita gunakan itu adalah Facebook, instagram lalu lanjut berkembang lagi di e-commerce seperti Tokopedia, Elevenia, Shopee ini sebenarnya sangat menguntungkan dan sangat mudah untuk dilakukan para pelaku UMKM. Sayang sekali jika UMKM tidak masuk ke dunia digital,” kata Trudly.

Trudly pun memberikan beberapa tips kepada para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya didigital marketing. Salah satunya adalah melakukan sebuah branding dalam produk yang akan dipasarkan.

“Jadi harus memasarkan produk dengan semenarik mungkin, harus berbeda dengan yang lainnya jadi ada daya saing disitu. Teknik branding harus dikuatkan kalau masuk dalam digital marketing. Intinya harus semenarik mungkin,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement