REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Sedikitnya 80 persen sekolah tingkat dasar (SD) dan menengah pertama (SMP) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur siap menggelar pembelajaran tatap muka seiring rendahnya tingkat penularan Covid-19 di wilayah itu. Angka kesembuhan juga terus naik.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik, Mahin di Gresik, Selasa mengakui, 80 persen sekolah itu telah menyatakan kesanggupan pada dirinya untuk menggelar tatap muka. Meski demikian, dia mengingatkan untuk tetap mengacu pada rekomendasi Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Gresik.
"Satgas Covid-19 Kabupaten Gresik saat ini sedang melakukan survei ke beberapa sekolah untuk melihat infrastruktur beberapa lembaga yang sesuai dengan protokol kesehatan, sebelum diterapkan pembelajaran tatap muka," kata Mahin.
Berdasarkan data Dispendik Gresik, jumlah sekolah tingkat dasar di wilayah itu mencapai 828 sekolah, yang terdiri dari 389 SD Negeri, 63 SD swasta dan 376 Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan SMP total mencapai 111 sekolah yang terdiri dari 34 SMP negeri dan 77 SMP swasta. Sementara itu, dari sisi orang tua atau wali murid, Mahin menjelaskan bahwa sekitar 85 persen yang telah disurvei Dispendik Gresik menyatakan setuju digelarnya kembali pembelajaran tatap muka.
"Untuk wali murid yang menolak pembelajaran tatap muka akan tetap diberi kebebasan. Tidak ada sanksi. Sebab, kami tetap memberi fasilitas bagi wali murid yang masih ragu atau menolak, yakni para siswa mendapat pembelajaran jarak jauh seperti di masa pandemi saat ini," kata Mahin.
Mahin menyebut, telah ada Standar Opersional Prosedur (SOP) melaksanakan pembelajaran tatap muka, yakni dari kapasitas kelas, jam sesi belajar, hingga protokol kesehatan. Pihaknya juga meminta sekolah agar melakukan uji coba terlebih dahulu.
"Baik SD, SMP. Kami juga akan koordinasi dengan cabang Dispendik Pemprov Jatim untuk SMA dan SMK," katanya.
Kepala SMPN 2 Gresik, Jupri, mengakui bahwa pihaknya juga siap menyambut pembelajaran tatap muka. Pihaknya juga memastikan seluruh prasarana telah sesuai dengan protokol kesehatan.
"Seperti sarana cuci tangan di halaman hingga tangga, ketersediaan handsanitizer, meja jaga jarak, hingga posko atau tenda Covid-19. Di tenda itu, siswa maupun guru dilakukan pemeriksaan. Kalau ditemukan suhu tinggi, tidak diizinkan masuk sekolah. Kemudian ada ruang isolasi serta call center rumah sakit terdekat," katanya.
Selain itu, untuk keamanan interaksi antar siswa, SMPN 2 Gresik telah menyiapkan elektronik kantin (e-kantin). Tujuannya untuk mengurangi interaksi pertukaran uang serta mengurangi resiko penyebaran Covid-19.
"Dengan elektronik kantin, para siswa bisa memesan makanan dari gawai, bahkan dari rumah pun bisa, yakni untuk para wali murid bisa memesankan anaknya dan lebih terkontrol. Setelah dipesan, para siswa tinggal menggesek kartu e-kantin itu. Nanti keluar kupon. Kupon itulah yang ditukarkan ke makanan di kantin," katanya.
Sementara itu, laporan kesembuhan pasien Covid-19 di Gresik terus menunjukkan angka kenaikan, dibanding kasus tambahan konfirmasi positif Covid-19 setiap harinya. Terkini, tambahan kasus positif 10 orang, sedangkan sembuh 14 orang, serta 1 orang meninggal dunia.
Data akumulasi Covid-19 di Kabupaten Gresik mencapai 3,512 orang, dengan tingkat kesembuhan 3.124 orang. Sisanya, 171 orang masih dirawat atau isolasi serta 217 orang meninggal dunia.