Selasa 20 Oct 2020 22:55 WIB

Kota Malang tak Mau Beri Oleh-oleh Covid untuk Wisatawan

Wali Kota Malang mengatakan Kota Malang tak mau jadikan Covid-19 sebagai oleh-oleh.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bayu Hermawan
Walikota Malang Sutiaji
Foto: BPJS Kesehatan
Walikota Malang Sutiaji

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Sutiaji mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada selama pandemi Covid-19. Terlebih, dalam waktu dekat terdapat libur panjang sehingga berpotensi mendatangkan banyak wisatawan ke Kota Malang. 

"Ada tagline bagus, Malang tidak mau (jadi) oleh-oleh corona (untuk wisatawan), karena transmisi lokal itu harapannya tidak terjadi," kata Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Selasa (20/10).

Baca Juga

Sutiaji mengatakan, saat ini Kota Malang sudah berada di zona oranye atas kasus Covid-19. Oleh sebab itu, dia mendorong seluruh komponen masyarakat dapat mempertahankan zona tersebut. Bahkan, diharapkan bisa meningkat menjadi zona kuning.

Untuk menekan kasus Covid-19, Sutiaji mengaku, telah melakukan sejumlah upaya. Selain operasi yustisi, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga terus meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan. 

"Tinggal sekarang dipertahankan atau tidak itu tergantung dari masyarakat. Jadi kita tidak boleh terlena (dengan zona oranye)," ujarnya.

Sementara ihwal libur panjang pada 28 Oktober mendatang, Sutiaji tak menampik, kuliner menjadi daya tarik wisatawan ke Kota Malang. Atas hal tersebut, Pemkot Malang mengaku telah memberikan masukan kepada industri perhotelan. Mereka diharapkan menyediakan makanan agar wisatawan bisa mengurangi aktivitasnya di luar hotel.

"Ibu gubernur juga khawatir, pertama Malang Raya, kedua Banyuwangi, karena ledakan ini yang akan terjadi, karena ini kota wisata. Banyuwangi juga kota wisata, akhir-akhir ini Banyuwangi meledak tinggi (kasusnya). Maka, kita harus duduk bersama supaya ini terus menerus bisa mempertahankan zona oranye (untuk Kota Malang)," ungkap pria berkacamata ini.

Total kasus positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai 1.946 pada Selasa (20/10). Dari jumlah tersebut, 193 orang meninggal dan 1.712 orang telah sembuh. Sementara untuk 41 pasien lainnya masih dalam perawatan dan isolasi mandiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement