REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan kepada para buruh dan mahasiswa yang terjun langsung dalam aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja agar berhati-hati. Sehingga, tidak disusupi oleh pihak-pihak lain yang berpotensi menimbulkan anarkisme.
"Harapan kita semua, (demo) itu dilakukan secara tertib, damai, teratur, yang perlu juga dijaga jangan sampai aksi-aksi demo yang punya niat maksud baik, disusupi atau ditunggangi pihak-pihak lain yang dapat menimbulkan anarkisme, pengrusakan dan sebagainya," kata Riza di Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/10).
Riza mengimbau, kepada massa demonstrasi untuk dapat melakukan aksinya dengan tertib. Bahkan, dia meminta, agar pedemo menghindari provokasi yang dapat menimbulkan kericuhan.
"Kami yakin para pengunjuk rasa yang memperjuangkan kepentingan buruh, warga dan sebagainya bisa melakukan demo dengan damai, tertib dan teratur. Hindari provokasi," ujar dia.
Dia menyebut, Pemprov DKI pun telah berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk membantu menjaga berbagai fasilitas umum agar tidak dirusak oleh pihak-pihak tertentu. Salah satunya adalah menempatkan aparat kepolisian di halte bus.
"Ada, kita sudah minta, ada penempatan pokoknya ada aparat keamanan," ujar dia.
Selain itu, Riza juga mengingatkan, pentingnya para pedemo untuk menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Sehingga, tidak muncul klaster demo penyebaran Covid-19.
"Lebih penting juga karena masih ada pandemi Covid-19, harapan kita tolong diperhatikan agar semuanya siapa saja untuk menggunakan masker. Jangan sampai adanya demo menjadi klaster baru di demo," ungkap Riza.
"Kemarin yang demo minggu lalu, dari yang 1.172 yang sempat diamankan aparat dan di-rapid test, itu kurang lebih ada 27 informasinya yang reaktif. Itu belum semua, sebenarnya jumlah kan lebih banyak, belum semua di-rapid test. Jadi tolong yang demo hati-hati, gunakan masker, jaga jarak, jangan kumpul-kumpul," lanjutnya.
Seperti diketahui, elemen buruh dan mahasiswa kembali menggelar aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di sekitar Istana Negara dan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/10). Aksi itu dilaksanakan bertepatan dengan satu tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'aruf Amin.