REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- 'Aisyiyah meluncurkan universitas ketiga di Bandung, Jawa Barat, secara daring pada Sabtu (17/10). Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Bandung ini merupakan peningkatan status dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Unisa Bandung ini diinisiasi oleh perempuan berkemajuan 'Aisyiyah. Peningkatan status sendiri dikarenakan Unisa Bandung sudah memenuhi syarat untuk sebuah universitas.
"Universitas ini dikelola perempuan yang memiliki kemampuan untuk bisa mencerdaskan bangsa. Kehadiran Unisa bukan karena kolusi, tapi memang karena sudah memenuhi persyaratan. Kalau kita punya target tertentu, usaha itu harus dilakukan," katanya, saat peluncuran Unisa Bandung melalui Zoom.
Menurutnya, peluncuran Unisa Bandung ini menunjukkan semangat perempuan 'Aisyiyah untuk berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentunya, kata Noordjannah, memberikan manfaat bagi kepentingan umat dan bangsa.
Ia pun mengapresiasi kepada seluruh pihak yang membantu dalam mewujudkan Unisa Bandung. Noordjannah menuturkan, kehadiran Unisa Bandung dapat menjadi modal sosial yang perlu ditindaklanjuti dengan baik dan pengelolaan yang amanah juga perlu ditingkatkan.
"Kehadiran Unisa Bandung ini juga membawa amanah yang luar biasa bagi rektor, civitas akademik dan para penyelenggara. Baik amanah itu legalitas dari pemerintah, legalitas persyarikatan atau lebih besar lagi amanah dari umat," ujarnya.
Selain itu, ia menyebut, kehadiran Unisa Bandung menjadi pelengkap dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) di wilayah Bandung. Diharapkan, Unisa Bandung dapat berkolaborasi secara penuh dengan seluruh PTMA yang ada, dalam rangka menggerakkan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar.
"Tidak ada pemikiran Muhammadiyah untuk menempatkan perempuan di belakang atau menempatkan perempuan tidak maju. Perempuan harus menjadi bagian yang sama-sama menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah," tambahnya.
Dengan adanya Unisa ketiga ini di Bandung, pihaknya juga terus berikhtiar dan berusaha dalam mewujudkan Unisa lainnya. Pihaknya berharap, akan ada Unisa keempat di luar Jawa nantinya.
Sebab, ketiga Unisa yang ada saat ini berada di Pulau Jawa. Yakni Unisa Yogyakarta, Unisa Surakarta, dan Unisa Bandung.
"Harapan kami Unisa yang keempat itu ada di luar Jawa. Supaya kita lebih bisa melebarkan ikhtiar-ikhtiar kemajuan itu," jelasnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengapresiasi diluncurkannya Unisa Bandung ini. Kehadiran Unisa Bandung diharapkan menjadi semangat perempuan berkemajuan untuk terus berkarya serta berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa dan menyelesaikan permasalahan bangsa.
"Ciri khas pemikiran pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan melahirkan pranata Islam modern, satu diantaranya 'Aisyiyah. Sekarang, 'Aisyiyah sendiri justru sudah melahirkan pranata baru yakni Unisa," kata Haedar.
Menurutnya, hikmah dari berdirinya Unisa Bandung ini dapat menjadi tonggak bagi perempuan berkemajuan. Yakni perempuan yang selalu mengerahkan segala kemampuanya dalam menyatukan jiwa, pikiran, sikap, tindakan menjadi suatu energi dan semangat yang luar biasa.
"Di situ ada komitmen, niat dan tekad yang kuat, ada kegigihan dan perjuangan yang tidak kenal lelah dan menyerah. Itu juga karakter Muhammadiyah dan "Aisyiyah yang ada di dalamnya," jelas Haedar.
Rektor Unisa Bandung, Tia Setiyawati mengatakan, Unisa Bandung ini telah memiliki tiga rumpun keilmuan yang melingkupi sembilan program studi (prodi). Tiga rumpun keilmuan itu terdiri dari rumpun keilmuan ekonomi, humaniora serta sains dan teknologi.
"Sebagai universitas baru, Unisa Bandung telah memiliki dasar yang kokoh, warisan dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung," kata Tia.
Pihaknya memiliki visi yaitu menjadikan Unisa Bandung sebagai universitas yang unggul dalam ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan dan seni. Hal ini, kata Tia, berdasarkan nilai-nilai Islam berkemajuan.
"Visi ini ingin kami wujudkan dalam 25 tahun mendatang. Visi ini kami nilai tepat sasaran dan sesuai untuk menjawab tantangan masa depan. Terutama dalam rangka tercapainya kemandirian ekonomi dan teknologi yang berwawasan kesehatan," ujarnya.