REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Bunga Rafflesiaarnoldii berdiameter 80 centimeter ditemukan mekar di areal perkebunan kopi milik warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu sejak beberapa hari lalu. Pemilik kebun Anwar (50), warga Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Curup Utara mengatakan, jika puspa langka yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu itu, pertama kali ditemukannya pada Senin (12/10) lalu.
Namun, kata dia, bunga itu belum mekar masih berbentuk knop atau kuncup bunga. "Ditemukan hari Senin tanggal 12 kemarin, saat itu saya lagi mencari bunga jenis keladi yang lagi ngetrendi masyarakat, pas di ujung kebun yang berada di tepian sungai menemukan bunga Rafflesia namun belum mekar," kata dia.
Dijelaskan dia, awal penemuan bunga langka itu masih berbentuk knop atau bakal bunga ukuran besar di pinggiran Sungai Dendan atau berjarak sekitar 200 meter dari pondok dalam kebunnya sehingga perkembangannya terus dipantaunya.
"Beberapa hari lalu bunga ini mekar sempurna dan langsung saya abadikan, kemudian foto bunga ini menyebar di media sosial sehingga banyak yang datang ke sini untuk melihatnya," ujarnya.
Setelah bunga itu mekar, dirinya kemudian melakukan penyisiran di sekitar bagian bawah lokasi bunga yang tumbuh itu ditemukan bekas bunga lainnya yang telah membusuk dan diperkirakan beberapa bulan lalu telah mekar.
"Di lokasi ini beberapa tahun lalu saudara saya pernah melihat bunga itu mekar di sini, tetapi kalau saya baru ini menemukannya," tambah dia.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Rejang Lebong, Tedy Riski saat meninjau lokasi tumbuhnya Bunga Rafflesiaarnoldii mengharapkan pemilik lahan itu bisa memelihara habitatnya sehingga nantinya bisa kembali tumbuh.
"Bunga Rafflesia yang mekar ini memiliki diameter 80 cm dan terbilang cukup besar dibandingkan yang mekar di daerah lainnya di Bengkulu. Saat ini nampaknya Kabupaten Rejang Lebong sudah menjadi habitat dari puspa langka ini," ujarnya.
Pantauan di lapangan untuk dapat menjangkau lokasi tumbuhnya bunga ini pengunjung harus mengeluarkan tenaga ekstra, mengingat medannya cukup terjal berupa bukit dan jurang dengan jarak tempuh kurang lebih satu kilometerdari pinggir jalan desa.