REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Kebakaran (PPK) Damkar Kabupaten Malang, Goly Karyanto, Sabtu (19/10) mengatakan mayoritas penyebab terjadinya kebakaran di wilayah setempat disebabkan adanya korsleting listrik atau hubungan arus pendek. Sebanyak 15 dari 18 kasus kebakaran kasus pada periode 1 September hingga 16 Oktober 2020 dipicu adanya korsleting listrik.
"Dari total 18 kejadian kebakaran, sebanyak 15 kasus akibat korsleting listrik. Sementara sisanya, diduga akibat tersulut api puntung rokok," kata Goly dihubungi dari Malang.
Goly menjelaskan, kebanyakan korsleting listrik yang menyebabkan kejadian kebakaran tersebut bermula dari pemilik rumah yang meningkatkan kapasitas listrik. Namun, kabel-kabel yang dipergunakan pada instalasi listrik itu tidak disesuaikan.
Goly mencontohkan, pemilik rumah pada awalnya menggunakan daya yang terbilang kecil, dan memakai kabel berukuran kecil. Pada saat itu, memang sudah sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI).
Namun, lanjut Goly, pada saat pemilik rumah menaikkan daya listrik menjadi 1.300 watt, sudah seharusnya kabel instalasi listrik diganti. Akan tetapi, kebanyakan pemilik rumah tidak mengganti kabel tersebut.
"Seharusnya kabelnya juga diganti, akan tetapi, kabel tidak diganti, dan tetap menggunakan kabel engkel kacil. Ini tidak kuat untuk menahan beban watt," ujar Goly.
Goly menambahkan, pada saat terjadi hubungan arus pendek, aliran listrik di dalam rumah akan padam. Goly menyarankan, pemilik rumah bisa memeriksa apakah ada bagian-bagian instalasi listrik yang terbakar, sebelum mengecek meteran listrik.
"Saat korsleting, listrik akan padam. Kebanyakan orang tidak mencari dulu penyebab padamnya aliran listrik, namun langsung ke meteran listrik untuk dihidupkan. Pada saat itu, api bisa saja sudah menyebar," ujar Goly.
Selain instalasi listrik yang tidak sesuai, tambah Goly, penyebab korsleting listrik di rumah juga bisa berasal dari penggunaan stop kontak yang berlebih. Contohnya, satu stop kontak yang seharusnya dipergunakan untuk daya 300 watt, namun dipergunakan secara berlebih.
"Misalnya stop kontak dengan daya 300 watt, kemudian disesaki dengan penggunaan alat elektronik seperti setrika, penanak nasi, yang memiliki beban hingga 700 watt. Maka akan langsung korsleting," kata Goly.
Karena itu, warga Kabupaten Malang, Jawa Timur diharapkan untuk mengecek instalasi listrik yang ada di rumah, supaya terhindar dari adanya hubungan arus pendek yang bisa menyebabkan kebakaran.
Beberapa waktu lalu, sebuah gudang popok bayi dan produk kecantikan yang berada di Jalan Raya Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang ludes terbakar, yang diduga akibat korsleting listrik
Akibat kejadian tersebut, kerugian dari PT Unirama Duta Niaga ditaksir mencapai Rp25 miliar, yang terbagi dari Rp22 miliar untuk barang-barang yang terbakar, dan Rp3 miliar untuk bangunan yang rusak berat.