Sabtu 17 Oct 2020 16:54 WIB

Psikolog: Pemerintah Harus Komunikasikan Vaksin dengan Tepat

Jangan sampai masyarakat beranggapan pandemi selesai setelah vaksin ada.

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Pemerintah harus mengkomunikasikan vaksin dengan benar ke masyarakat. [Ilustrasi Protokol Kesehatan di Restoran]
Foto: Republika/Mardiah
Pemerintah harus mengkomunikasikan vaksin dengan benar ke masyarakat. [Ilustrasi Protokol Kesehatan di Restoran]

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Konseling Muhammad Iqbal mengatakan pemerintah harus mengkomunikasikan vaksin dengan benar ke masyarakat. Jangan sampai masyarakat beranggapan setelah vaksin ada lalu masalah pandemi Covid-19 langsung selesai. 

Iqbal menilai, saat ini masih banyak masyarakat yang berpikir jika vaksin sudah ada maka protokol kesehatan tidak diperlukan lagi. Selain itu, semuanya akan kembali seperti semula sebelum pandemi Covid-19 terjadi. 

Baca Juga

Hal ini, menurut Iqbal, harus diluruskan dan dilakukan edukasi ke masyarakat. "Jadi ini bagian komunikasi masyarakat. Pemerintah perlu membuat edukasi terkait vaksin ini. Karena sebagian orang beranggapan vaksin itu obat untuk membunuh virus. Padahal ini untuk memperkuat daya tahan tubuh kita untuk melawan virus," kata Iqbal, dalam diskusi bertajuk 'Yakin dengan Vaksin?', Sabtu (17/10). 

Iqbal berpendapat peran menteri kesehatan menjadi penting. Menteri kesehatan perlu muncul ke publik dan menjelaskan apa yang terjadi serta apa saja yang akan dilakukan pemerintah ke depan. 

"Saya kira Menkes diperlukan, tampilah menjelaskan apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan ke depan," kata dia lagi. 

Ia juga mengatakan yang perlu didorong dalam pandemi bukan saja 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker). Namun, pemerintah juga perlu mengupayakan agar masyarakat makan makanan bergizi serta memiliki pikiran yang sehat. 

Kedua hal tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis masyarakat. Jika psikologis masyarakat baik maka imunitas akan tetap terjaga dan peluang tertular Covid-19 bisa menurun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement