REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Setiap hari Jumat, Faul Saepulloh (43 tahun) berkeliling kampung-kampung di Kota Tasikmalaya untuk menyediakan jasa cukur gratis kepada masyarakat. Mantan narapidana (napi) kasus narkotika dan penganiayaan itu melakukan hal tersebut untuk menebus kesalahannya di masa lalu.
Republika mengikuti kegiatannya pada Jumat (16/10) di yang dilakukan di halaman Masjid Bani Mustari, Kampung Lengo, Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Selepas bada Jumat, ia dibantu karang taruna setempat menggelar kursi dan meja, serta mengajak masyarakat yang ingin cukur gratis.
Siang itu, anak-anak dan sejumlah warga lainnya mengantri untuk dicukur. Mereka terlihat antusias untuk dicukur secara gratis. "Saya ingin berbuat baik saja, karena dulu saya suka jahi sama anak-anak. Jadi seperti penebusan," kata lelaki yang pernah dua kali masuk penjara itu.
Sejak lima bulan belakangan Faul membuka usaha pangkas rambut di Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Namun, ia tak mau hanya sekadar berusaha. Lelaki yang telah memiliki dua anak itu ingin berbuat kebaikan kepada masyarakat sekitar.
Lantaran tak punya banyak materi, ia terpikirkan untuk berbuat baik dengan cara lain. Salah satunya dengan keliling kampung untuk mencukur warga secara gratis. "Saya gak punya materi, tapi tenaga. Jadi siapa saja yang mau cukur hari Jumat, saya gratiskan," kata dia.
Setiap Jumat, ia biasa keliling kampung untuk mencukur warga secara gratis. Terkadang, ia keliling kampung secara mandiri. Namun lebih sering ia berkomunikasi terlebih dahulu dengan pemuda setempat untuk mengumpulkan warga yang ingin dicukur rambutnya. Dalam sehari itu biasanya ia memangkas rambut 8-15 orang secara gratis sejak selepas shalat Jumat hingga sekira pukul 14.00 WIB.
Menurut dia, pada awalnya banyak masyarakat menganggap sebelah mata kegiatannya itu. Namun, ia tak peduli. Ia mengaku hanya ingin berbuat baik kepada masyarakat. Akhirnya, lama-lama sambutan masyarakat akan kegiatannya menjadi positif.
"Saya percaya uang bukan segala-galanya. Meski saya cukur gratis, banyak juga yang dateng ke barbershop saya. Saya percaya Allah memberikan lebih baik buat kita kalau berbuat baik," kata anggota Mantan Narapidana Tasik atau Manasix itu.
Salah satu warga Kampung Lengo yang ikut menikmati jasa cukur gratis, Dadan Daniel (34) mengatakan, kegiatan yang dilakukan Faul sangat bermanfaat bagi warga. Sebab, tak semua warga di kampungnya bisa cukur di tempat pangkas rambut."Antusias warga juga tinggi. Karena bisa gratis," kata dia.
Ia mengakui, masih ada warganya yang takut dipangkas rambutnya secara gratis karena status Faul sebagai mantan napi. Namun, ia meyakinkan warga agar tak perlu takut. Sebab, menurut dia, Faul sudah berubah menjadi lebih baik. "Kita juga apresiasi dari Faul yang dipandang sebelah mata, sekarang bisa berbuat baik. Itu jadi motivasi untuk teman-teman lain untuk berbuat baik," kata dia.
Ketua Manasix Asep Ugar mengatakan, Faul merupakan anggotanya yang bergabung sejak satu tahun silam. Sebelumnya, lelaki itu dikenal orang yang suka menyalahgunakan narkotika. Namun, kini lelaki yang telah dua kali masuk penjara itu telah berubah menjadi lebih baik.
"Beliau tiap Jumat melakukan cukur gratis ke masyarakat. Meski dia seorang mantan napi, dia mau berubah," kata dia.
Menurut dia, Faul bukanlah satu-satunya mantan napi yang telah berubah untuk berbuat baik ke masyarakat. Di komunitasnya, masih banyak napi lainnya yang juga sering melakukan aksi sosial.