REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) menggelar aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja (Ciptaker) di sekitar Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (16/10). Tak sekadar berorasi menolak RUU Cipta Kerja, massa tersebut bahkan mengerahkan 'Mak Lampir' dan 'Dukun-dukun' dari berbagai daerah di Indonesia.
Tampak para demonstran mengenakan mengenakan pakaian bak dukun, dengan tulisan dukun dari berbagai daerah seperti 'Dukun Banyuwangi, Banten, Gunung Kidul. Mereka kemudian melakukan aksi teatrikal mengirim santet dan jampi - jampi pada para Anggota DPR RI yang telah mengesankan UU Cipta Kerja (Ciptaker). Aksi mereka bahkan dilengkapi dengan keranda mayat bertuliskan "nurani DPR".
Di atas keranda itu, para dukun itu komat-kamit membaca mantra. Bunga bunga ditaburkan. Bahkan, dupa dan kemenyan pun dibakar.
Orator menyampaikan, para dukun ini diperlukan untuk menghadapi 'ilmu gaib' DPR RI, yakni melalui undang-undang 'gaib' UU Cipta Kerja, yang disahkan dalam waktu singkat tanpa ada draf final.
Aksi penolakan RUU Cipta Kerja sendiri tlah berlangsung sejak Jumat siang. Massa yang hadir di antaranya adalah mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia dan massa SRMI.