REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Plt Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Resnawan menyatakan, daerahnya belum bisa membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Padahal, kasus Covid-19 mulai melandai diiringi zona hijau yang semakin bertambah.
"Banyak syarat yang jadi pertimbangan hingga diputuskan belajar tatap muka boleh dilaksanakan," ucap Plt Gubernur Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Kamis (15/10).
Menurut dia, zona hijau di suatu daerah tidak serta merta sekolah di wilayah tersebut dapat kembali dibuka. Namun, ada banyak hal lain yang jadi pertimbangan di dalamnya.
"Zona hijau yang dimaksud pun bukan asal penyebutan status, namun wajib standar WHO atau Kementerian Kesehatan," timpalnya.
Dijelaskan Rudy, kerumitan pembukaan sekolah dikarenakan siswa dan guru yang tak bisa dikontrol kehidupannya di luar lingkungan sekolah.
"Belum lagi kesiapan sekolah itu sendiri menerapkan protokol kesehatan secara ketat bagi kehidupan siswanya selama belajar dan aktivitas lain," bebernya.
Untuk itulah, tambah dia, keputusan sekolah dibuka pada akhirnya harus melalui kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan orangtua. Di samping ada rekomendasi dari Gugus Tugas setempat dan persetujuan Gugus Tugas provinsi.
"Ini soal nyawa manusia. Jadi kita tidak bisa main-main. Keselamatan anak-anak adalah hal utama dibanding aktivitas sekolah tatap muka yang masih bisa diganti dengan belajar daring," pungkas Rudy.
Dalam rilisnya bersama Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta dan Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah, Plt Gubernur Kalsel mengungkapkan tingkat kesembuhan Covid-19 di Kalsel mencapai 87,77 persen. Tersisa 930 pasien masih dirawat dari total 11.261 kasus terkonfirmasi positif.