REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut terus melakukan pendataan warga terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin (12/10). Sebab, data yang ada saat ini, baru berdasarkan laporan dari desa dan kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Firman Karyadin mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan data dari masing-masing desa dan kecamatan yang terdampak. Namun, data itu masih harus diverifikasi terlebih dahulu agar penanganan kepada warga terdampak tepat sasaran.
"Kita masih terus melakukan assessment," kata dia di posko bencana Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10).
Tak hanya mendata korban terdampak, BPBD juga melakukan pendataan rumah warga yang rusak akibat banjir bandang. Data kerusakan itu nanti akan disampaikan ke pimpinan daerah untuk ditindaklanjuti.
Berdasarkan data terakhir dari BPBD Kabupaten Garut, banjir bandang berdampak ke tiga kecamatan, yaitu Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet. Sebanyak 992 KK di Pameungpeuk dan 127 KK di Cikelet.
Di Kecamatan Pameungpeuk, sebanyak 35 unit rumah dilaporkan rusak ringan, 20 unit rusak sedang, dan tujuh unit rusak berat. Selain itu, banjir juga membuat satu masjid rusak ringan, satu sarana pendidikan rusak ringan, dan tiga jembatan gantung rusak berat. Sementara di Kecamatan Cikelet, banjir bandang menyebabkan satu tembok penahan tebing rusak, sawah terendam, dan abrasi tanah di bantaran sungai.
Sementara di posko bencana Kecamatan Pameungpeuk, bantuan logistik dari berbagai pihak terus berdatangan. Selain itu, relawan dari berbagai elemen masyarakat juga berdatangan. Para relawan itu telah disebar ke titik-titik lokasi terdampak banjir bandang untuk melakukan penanganan.