REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga RT 04, RW 02, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel) sempat mengutarakan penolakan terhadap rencana pengembang membangun rumah di pinggir tebing sungai. Namun, upaya mereka gagal. Kini tebing itu longsor.
Suparman (40 tahun), salah satu warga yang rumahnya tertimpa longsor, mengatakan, warga setempat sudah memperingatkan pengembang perumahan Melati Residence untuk tidak membangun di pinggir tebing sungai. Bahkan, penolakan itu turut disuarakan ketua RT setempat.
"Tapi namanya orang gedean (kaya) ya, tetap dibangun rumah di tepi tebing. Lalu dikasih tembok pembatas di dinding tebing. Sekarang terbukti tebing itu longsor," kata Suparman di depan rumahnya yang masih terendam banjir pada Senin (12/10) siang.
Edi Firmansyah (43), warga yang terdampak banjir akibat longsor, meminta agar pihak pengembang bertanggung jawab atas semua dampak longsor tersebut. "Harus dipertanggungjawabkan berapa kerugian materi dan nyawa juga," ucapnya.
Republika belum berhasil mendapatkan tanggapan dari pihak pengembang Melati Residence. Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini mulai mengusut dugaan pelanggaran tata ruang di area sempadan sungai tersebut.
Sebelumnya, longsor menimpa lima rumah warga di Jalan Damai RT 04/RW 02, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (10/10) pukul 19.10 WIB. Setelah longsor, banjir juga menggenangi 300 rumah warga di RT tersebut dengan ketinggian 35 - 150 sentimeter.
Akibatnya, 1.200 jiwa terdampak. Sebanyak 276 di antaranya, per Senin siang, masih mengungsi di tiga posko.
Bencana itu bermula dari hujan deras yang mengguyur Jakarta Selatan sejak Sabtu sore. Anak Kali Setu, yang lebarnya hanya sekitar tiga meter, meluap. Walhasil, perumahan warga tergenang setinggi mata kaki.
Berbeda dengan banjir sebelumnya, banjir Sabtu lalu itu disertai longsor. Longsor berasal dari tebing pembatas perumahan Melati Residence. Terdapat sejumlah rumah yang berdiri di atas tebing setinggi 12 meter dari bibir sungai itu.
Tebing yang dilapisi beton itulah yang ambles. Reruntuhannya menimpa lima rumah petak warga di sisi kanan sungai, yang posisinya hampir sama tinggi dengan bibir sungai. Reruntuhan itu turut menutup badan sungai sehingga membuat kali semakin meluap dan memperparah banjir.