REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut sedikitnya terdapat 5.000 warganya di enam kecamatan yang terdampak bencana pada Senin (12/9). Wilayah yang terjadi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut di antaranya Kecamatan Pameungpeuk, Cisompet, Cibalong, Cikelet, Pamulihan, dan Peundeuy.
"Kita masih hitung jumlah pastinya, tapi tak akan kurang dari 5.000 orang terdampak," kata dia, Senin sore.
Menurut dia, wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Pameungpeuk. Banjir akibat luapan sungai yang terjadi di kecamatan itu setidaknya berdampak kepada 1.500 kepala keluarga (KK). Selain merendam rumah warga, banjir di Kecamatan Pameungpeuk juga menghanyutkan tiga buah jembatan gantung.
Kendati demikian, ia menambahkan, pihak Kecamatan Pameungpeuk telah membangun titik-titik pengungsian sementara, antara lain di kantor kecamatan, kantor koramil, polsek, dan kantor-kantor pemerintah yang dinilai aman.
"Kita akan siapkan logistik untuk dapur umum. Kita juga akan drop beras dan kebutuhan lain," kata dia.
Menurut dia, bencana di wilayah yang berada di selatan Kabupaten Garut itu merupakan ancaman baru bagi warga. Sebab, ia menilai, baru kali ini terjadi banjir besar di wilayah itu. Dengan adanya kejadian itu, warga yang berada di pinggir aliran sungai ini harus mulai menyiapkan mitigasi.
"Alhamdulillah tak ada korban jiwa. Tapi, kita minta yang lain harus tetap waspada," kata dia.
Rudy menambahkan, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut masih melakukan assesment atas dampak yang terjadi. Sebab, bencana bukan hanya terjadi di Kecamatan Pameungpeuk, melainkan lima kecamatan lainnya, yaitu Cisompet, Cibalong, Cikelet, Pamulihan, dan Peundeuy.