REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan, hingga 11 Oktober 2020, ada 33 kelurahan yang dinyatakan nol kasus atau tidak ada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Pahlawan. Meskipun itu masih sebagian kecil.
Mengingat di Surabaya terdapat sekitar 154 kelurahan. Tidak adanya pasien Covid-19 di 33 kelurahan tersebut, kata Febri, karena gencarnya sosialisasi penerapan protokol kesehatan.
“Jadi, mereka bisa nol kasus karena terus dikuatkan sosialisasi protokol kesehatannya, dan dilakukan operasi protokol kesehatan, serta terus melakukan penguatan Kampung Tangguh,” kata Febri di Surabaya, Senin (12/10).
Febri mengaku, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Pemkot Surabaya terus memberlakukan mini lockdown di suatu tirik atau gang apabila ditemukan adanya pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Contohnya, ketika di suatu gang ada yang positif Covid-19, maka langsung dilakukan pemblokiran supaya tidak menyebar ke gang di sebelahnya.
“Bahkan, saat itu langsung dilakukan tes swab bagi warga lainnya di gang itu, sehingga cepat diketahui mana yang positif dan mana yang negatif. Nah, bagi yang positif langsung kami isolasi, sehingga tidak ada penyebaran lagi,” ujar dia.
Selain itu, kata Febri, operasi Tim Swab Hunter dan operasi dadakan yang selalu digelar oleh jajaran Pemkot Surabaya juga sangat membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Febri pun mengajak seluruh warga Kota Surabaya untuk selalu menjaga protokol kesehatan, supaya kelurahan nol kasus terus meningkat dan angka kesembuhan semakin tinggi.
"Kalau kasus aktif per 11 Oktober 2020, totalnya sebanyak 179 kasus aktif. Rinciannya, rawat jalan 4 kasus, rawat inap 95 kasus, rumah sakit lapangan 9 kasus, dan di Hotel Asrama Haji 71 kasus,” kata Febri.