Kamis 08 Oct 2020 20:23 WIB

Dalam Tiga Hari Boyolali Tambah 56 Kasus Covid-19

Jumlah akumulasi kasus positif Covid-19 di Boyolali menjadi 924 kasus.

Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah menyebutkan jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 selama tiga hari terakhir ada 56 kasus. Hingga, jumlah akumulasi kasus positif Covid-19 di wilayahnya menjadi 924 kasus.

"Ke-56 kasus Covid-19 di Boyolali dengan rincian pada Selasa (6/10), bertambah 13 kasus, Rabu (7/10), sebanyak 22 kasus , dan Kami ini, 21 kasus," kata Kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S Survivalina di Boyolali, Kamis.

Menurut dokter Ratri S Survivalina dengan bertambahnya 56 kasus Covid-19 tersebut, sehingga totalnya secara akumulasi menjadi 924 kasus.

Ratri S Survivalina mengatakan dari 924 kasus tersebut terdiri dari masih menjalani perawatan di rumah sakit ada 88 kasus, isolasi mandiri 86 kasus, pasien yang sudah dinyatakan sembuh 716 kasus, dan meninggal dunia ada 34 kasus.

Warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Boyolali, hingga saat ini, persentase kesembuhan sudah mencapai sekitar 77,5 persen, sedangkan persentase kematian sekitar 3,7 persen.

Menurut Ratri penambahan kasus Covid-19 di Boyolali tersebut masih ada hubungan akibat kotak erat dengan kasus klaster-klaster sebelumnya baik secara individu atau keluarga maupun massal.

"Kluster yang terbaru di Boyolali saat ini, muncul kebanyakan berasal dari kluster keluarga," kata Ratri.

Sehingga, lanjut Ratri, masing-masing ada anggota keluarga yang terkonfirmasi positif orang tanpa gejala (OTG), ternyata menularkan kepada anggota keluarga lain yang mempunyai risiko tinggi atau termasuk kelompok rentan.

Kendati demikian, warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Boyolali angka kesembuhannya dinilai cukup tinggi yakni mencapai 716 kasus atau sekitar 77,5 persen.

Pihaknya memang selalu mengedepankan program promotif (sosialisasi) dan preventif (pencegahan). Jadi program Gerakan Masyarakat (Germas) pola hidup sehat sejak awal sebelum ada pandemi Covid-19 sudah digiatkan masyarakat di Boyolali.

Selain itu, pihaknya juga terus menginstruksikan pada setiap desa di wilayah Boyolali membentuk Kampung Germas, dimana melalui program ini, masyarakat mempunyai kesadaran sendiri untuk melaksanakan protokol kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement