REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bogor pada Rabu (7/10). Dalam kunjungan tersebut, dia turut mengunjungi dan meninjau alat kesehatan serta tenaga kerja (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong.
Emil, sapaan dari Ridwan Kamil mengatakan di RSUD Cibinong didapati ada beberapa kekurangan alat, salah satunya reagen untuk alat uji PCR. “Ini di RSUD Cibinong didapati ada beberapa kekurangan peralatan yang akan kita lengkapi. Jadi salah satunya kekurangan reagen, kita InsyaAllah akan bantu besok lusa,” ujar Emil di RSUD Cibinong, Rabu (7/10).
Kekurangan reagen tersebut, kata Emil membuat sampel swab tes yang sudah diambil belum segera diproses. Hal tersebut menjadi kendala dalam pengelolaan data pasien. Mana yang harus dirawat, dan mana yang harus karantina mandiri.
Emil menuturkan, dirinya telah meminta kepala dinasnya untuk mencatat kekurangan reagen serta detail alat yang harus dilengkapi, serta menghitung kebutuha Kabupaten Bogor.
“Itulah alasan saya ke sini. Apakah yang sudah dibantu sudah dipergunakan, atau sudah dipergunakan tapi kelengkapannya belum. PCR-nya tentu kita lengkapi,” ujar Emil.
Dia menjelaskan, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan memprioritaskan bantuan logistik sebanyak-banyaknya khusus Kabupaten Bogor. Sebab, Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk yang sangat besar yakni 6 juta penduduk, sebesar Provinsi Sumatera Barat dan Bali.
“Saya sudah sampaikan, provinsi akan memprioritaskan semua logistik bantuan sebanyak-banyaknya khusus Kabupaten Bogor untuk menaikkan ratio pengetesan sesuai standar World Health Organization (WHO),” ujar Emil.
Selain memberi bantuan alat PCR, Pemprov Jawa Barat juga akan memberi bantuan obat untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor. Sebelumnya, Emil sempat berbincang dengan pasien Covid-19 yang baru saja sembuh setelah terpapar selama 19 hari. Pasien tersebut, dikatakannya sembuh berkat dua jenis obat yang diberikan di RSUD Cibinong.
“Kita tadi juga berbincang dengan pasien Covid yang kebetulan sudah 19 hari (sakit), tapi hari ini Alhamdulillah sembuh berkat obat. Ada dua jenis obat yang digunakan di sini, tapi juga stoknya lagi menipis. Dan itu juga nanti Insyaallah kita bantu,” tuturnya.
Dalam kunjungan tersebut, Emil juga turut berdiskusi dan menyemangati para dokter dan nakes yang merawat pasien Covid-19. Dari hasil diskusi tersebut, ditemukan sekian persen dokter dan nakes yang terpapar Covid-19. Namun mereka bukan nakes yang merawat pasien Covid-19, melainkan pasien umum yang diduga pasien tanpa gejala (OTG).
“Ini yang harus kita waspadai. Itulah kenapa kita betul-betul jaga 3M tadi untuk memastikan tidak ada potensi keterpaparan tanpa kita ketahui,” pungkasnya.