Kamis 08 Oct 2020 00:43 WIB

Belum Ada Efek Samping Uji Klinis Vaksin Sinovac

BPOM terus memonitor perkembangan uji klinis vaksin yang dilakukan BUMN dan FK Unpad.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: istimewa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji klinis vaksin virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) Sinovac di Bandung, Jawa Barat, masih terus berjalan. Hingga saat ini, sebanyak 1.620 sukarelawan telah menjalani uji klinis vaksin dan belum ada laporan menyangkut efek samping.

"Sebanyak 1.089 di antaranya telah mendapatkan injeksi pertama dan lebih 450 orang telah menjalani injeksi kedua. Sejauh ini, belum ada laporan adanya efek samping di uji klinis vaksin ini," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat mengisi konferensi virtual BNPB, Rabu (7/10).

Kendati demikian, dia menambahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus memonitor perkembangan uji klinis vaksin yang dilakukan BUMN penghasil vaksin Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tersebut. Dia mengeklaim, pemerintah memang aktif mencari vaksin Covid-19 namun tetap selektif dalam memilihnya. Sehingga, dia melanjutkan, vaksin yang memasuki Indonesia harus terbukti aman berdasarkan hasil data atau riset. 

"Pemerintah berusaha memastikan ketersediaan vaksin untuk penduduk Indonesia dan bisa mencapai herd immunity karena vaksinasi," katanya. 

Kata dia, Bio Farma memprediksi bahwa kapasitas produksi vaksin bisa mencapai 250 juta ampul atau dosis di akhir 2021. Untuk mendukung target kapasitas produksi vaksin di Tanah Air, pemerintah Indonesia juga mendorong pengembangan vaksin buatan dalam negeri yaitu merah putih oleh konsorsium Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Upaya ini bertujuan untuk memastikan supaya seluruh Warga Negara Indonesia bisa mengakses lebih dari satu vaksinasi," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement