REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Purwakarta menyatakan jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah setempat cenderung naik. Namun, angka kesembuhan juga naik.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Kabupaten Purwakarta, Deni Darmawan mengatakan pada Selasa (6/10), sebanyak 19 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Sementara, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, sebanyak 2 orang.
Deni menyebutkan, secara kumulatif jumlah warga positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Purwakarta terdapat 317 orang dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 227 orang. Hingga hari ini, ada 13 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
"Jumlah konfirmasi positif per hari ini berjumlah 77 orang," ujarnya.
Ia mengatakan untuk warga yang berstatus kontak erat jumlahnya tetap 315 orang. Sedangkan, warga yang berstatus suspek bertambah 1 orang, menjadi 38 orang.
Menurutnya, Gugus Tugas juga tak henti-hentinya terus melakukan sosialisasi agar warga mematuhi protokol kesehatan, karena pandemi ini masih belum selesai. Ia juga meminta agar masyarakat tetap waspada dan tetap menjalankan anjuran pemerintah berkaitan dengan protokol kesehatan dalam adaptasi kebiasaan baru dimasa pandemi ini.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan Dinkes Purwakarta untuk menghadapi situasi ini, dr Deni menyebutkan melalui pelacakan yang efektif, pelaksanaan manajemen klinis sesuai Permenkes nomor 413 tahun 2020, dan berkoordinasi dengan tim Covid-19 pusat juga provinsi.
Deni juga mengatakan, dalam upaya mempercepat penanganan pandemi, GTPP Covid -19 Kabupaten Purwakarta terus melakukan rapid dan swab test secara masif. Selain itu, upaya memperoleh hasil tes juga dipersingkat agar penularan tidak semakin menyebar.
Menurutnya, dengan semakin banyaknya warga yang menjalani tes, akan lebih mudah untuk mendeteksi jika ada warga yang terkonfirmasi positif. Hal itu otomatis akan ada tindakan medis yang diberikan.
"Mereka akan menjalani protokol yang telah ditetapkan, baik dirujuk di rumah sakit maupun menjalani karantina mandiri secara ketat di bawah pengawasan tenaga kesehatan. Selain itu, lingkungan sekitar juga akan menyesuaikan dengan lebih memperketat physical distancing antarwarga. Dengan demikian, upaya memutus mata rantai penularan menjadi lebih efektif," tuturnya.