REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat sedikitnya 93 perawat Indonesia meninggal dunia usai menangani kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Mereka tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
"Per hari ini, kami mendapat laporan bahwa 88 perawat positif meninggal dunia akibat Covid-19. Sementara lainnya sedang diinvestigasi, ada juga yang negatif tetapi gejala yang dialami mirip Covid-19," kata Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah saat dihubungi Republika, Selasa (6/10).
Ia menambahkan, perawat yang meninggal dunia tersebar di berbagai wilayah Indonesia yaitu Aceh satu perawat, DKI Jakarta 17 perawat, Banten dua perawat, Jawa Tengah 15 perawat, Jawa Timur 29 perawat, Sumatra Selatan empat perawat, Sumatra Barat dua perawat, Sulawesi Selatan tiga perawat, Kalimantan Selatan lima perawat, Kalimantan Tengah dua perawat, Kalimantan Timur dua perawat, Jawa Barat empat perawat, Sumatra Utara tiga perawat, Riau satu perawat, Maluku Utara satu perawat, Papua satu perawat, dan DPLN Kuwait satu perawat.
Namun, Harif enggan menyebutkan identitas perawat yang gugur tersebut. Lebih lanjut, ia menyebutkan sebanyak 56 ahli waris atau keluarga perawat ini telah mendapatkan santunan kematian, sedangkan lainnya masih dalam proses karena terkendala pemenuhan dokumen di tingkat kelurahan hingga mengurus surat ahli waris, padahal keluarga mendiang masih menjalani isolasi mandiri.
Meski para perawat meninggal akibat pandemi Covid-19 mendapat santunan kematian, PPNI mengaku mengkhawatirkan kondisi para tenaga kesehatan perawat. "Kami pasti khawatir. Sebab, banyak juga perawat yang terinfeksi," ujarnya.
Di masa darurat kesehatan masyarakat seperti saat ini, Harif meminta tenaga kesehatan termasuk perawat harus dilindungi oleh semua, baik pemerintah maupun masyarakat. Kalau tenaga kesehatan terinfeksi dan tidak bisa melayani, dia melanjutkan, maka tidak ada orang yang bisa menggantikan untuk memberikan pelayanan kesehatan.
"Jadi mari kita lindungi tenaga kesehatan," katanya.