REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat, hingga September sebanyak 600 kali terjadi gangguan listrik di wilayah setempat akibat layang-layang. Gangguan itu merugikan 9,7 juta pelanggan PLN.
"Sejak Juni 2020 patroli jaringan pun kami giatkan untuk mengantisipasi benda-benda terkena jaringan, salah satunya layang-layang yang mampu mengganggu terhambatnya keandalan pasokan listrik," kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Nyoman S. Astawa.
Ia mengatakan, ratusan kali gangguan akibat layang-layang itu terjadi pada saluran udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV. "Untuk SUTM 20 kV, terhitung sampai dengan September 2020 telah terjadi gangguan layang-layang sebanyak 600 kali, dimana tertinggi terjadi di bulan Agustus sebanyak 207 kali," katanya.
Sedangkan untuk bulan September 2020 saja, terjadi gangguan akibat layang-layang sebanyak 204 kali. Gangguan terbanyak terjadi di wilayah kerja PLN UP3 Mojokerto sebanyak 40 kali kejadian.
Terkini, kata Nyoman, yakni pada Sabtu (3/10) malam, sejumlah wilayah di Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek dan Nganjuk juga mengalami pemadaman listrik. Pemadaman akibat gangguan terjadi di penghantar 150kV Manisrejo-Nganjuk 1 dan 2 tepatnya pada 18.03 WIB.
"Berdasarkan hasil penelusuran dan investigasi Tim PLN Unit Induk Transmisi Jawa Timur & Bali, di lokasi diketemukan sebuah layang - layang menyangkut di jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Manisrejo-Nganjuk," katanya.