REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar rapat koordinasi dengan Balai Besar Kereta Api Jawa Barat Kementerian Perhubungan mengenai rencana lanjutan pembangunan rel ganda (double track) Bogor-Sukabumi pada Senin (5/10).
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, rencananya ke depan fungsi Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang akan diintegrasikan. Selama ini jalur Bogor-Sukabumi ini memakai Stasiun Paledang.
"Ke depan tidak lagi memakai Stasiun Paledang saja tapi diintegrasikan antara Stasiun Bogor dengan Stasiun Paledang," kata Dedie di Kantor Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/10).
Dedie menjelaskan, pembangunan rel ganda Bogor-Sukabumi ini ada beberapa hal yang harus dikoordinaksikan secara teknis. Apalagi saat ini di kawasan Stasiun Bogor akan dibangun alun-alun dan Masjid Agung. Sehingga, selain mengintegrasikan Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang, seluruh kawasan juga harus dipertimbangkan secara terpadu, agar bisa menyelesaikan berbagai permasalahan terkait.
Selain itu, pembangunan rel ganda akan masuk ke Detail Engineering Design (DED) tahun ini. Hal tersebut,harus mendapat masukan yang komprehensif baik dari Kota Bogor, PT KAI, PT KCI, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), termasuk Balai Perkeretaapian.
"DED kita berharap tahun ini. Kalau memang bisa mulai tahun ini, tentu tahun ini. Yang penting tadi, terintegrasi," ucap Dedie.
Di lokasi yang sama, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, Erni Basri mengatakan, pihaknya telah menyiapkan konstruksi Stasiun Paledang. Jika diintegrasikan, Erni menyebut Wali Kota Bogor meminta mobilitas benar-benar disiapkan dengan baik.
"Tentu kita harus bicarakan dengan unit-unit kerja terkait. Jadi artinya paralel," kata Erni.
Dia berharap dan memohon dukungan agar pekerjaan rel ganda ini berjalan dengan lancar. Saat ini, pembangunan rel ganda sendiri masih dalam tahap persiapan di Stasiun Paledang. Termasuk melakukan pengukuran di lapangan, dan menentukan titik-titik mana yang akan diberi dinding penahan.
"Persiapan baru sekitar satu persen. Ada yang dua bulan, ada yang sebulan. Kita masih melakukan pengukuran di lapangan untuk menyesuaikan kondisi dengan gambar," ujar Erni.