REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Namanya Kenneth William. Dia pria yang diduga melecehkan masjid milik Pesantren Pajagalan nomor 1 dan 2 Persatuan Islam (Persis). Dia meminta maaf kepada umat Muslim khususnya keluarga besar Persis pasca-diamankan oleh jajaran Polrestabes Bandung. Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
"Saya Kenneth William, saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada umat Islam dan kepada Persis, dan kepada semua orang yang tersinggung oleh konten saya tersebut di tiktok kemarin, saya berjanji saya tidak akan mengulanginya lagi," ujarnya kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (5/10).
Dia mengaku, membuat konten video tersebut di aplikasi tiktok hanya iseng dan tidak terdapat pihak yang menyuruh dirinya. Katanya, perbuatan yang dilakukannya bentuk rasa khilaf.
"Saya cuman khilaf kak. Iseng, maaf. Enggak (ada yang nyuruh) sama sekali enggak, hanya iseng," katanya. Ia mengaku bersalah dan telah menyinggung banyak orang.
Dia merasa telah mengecewakan kedua orang tuanya dan meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukannya. "Saya juga telah mengecewakan kedua orang tua saya, tadi pagi saya ditelepon, saya nggak bilang apa-apa hanya bilang minta maaf ke kedua orang tua saya, saya meminta maaf juga kepada semua orang yang sudah tersinggung," katanya.
Dirinya bercerita memiliki mimpi terkenal namun bukan dengan cara melecehkan, akan tetapi dengan cara mengharumkan bangsa. "Padahal tuh saya punya mimpi dari dulu. Saya pengen suatu saat bisa, bukan terkenal dengan cara yang seperti ini, tapi dengan yang mengharumkan bangsa," katanya.
Sebelumnya, dalam akun tiktoknya, pelaku yang sedang berjalan di Jalan Pajagalan melintasi pesantren Pajagalan mengaku mendengarkan suara musik tidak senonoh dari arah masjid tersebut. Ia pun menilai, hal tersebut tidak pantas dilakukan.
"Guys, gua lagi jalan-jalan terus gua mendengar suara ini (suara musik) ternyata suaranya dari sana guys (menunjuk Masjid Pajagalan). Yang nyetel lagu ini bener-bener gak ada ahlak, kacau, kacau, haduh," ujarnya.
Sontak pernyataannya di media sosial viral dan memicu kemarahan para jemaah Persis dan alumni pesantren Pajagalan. Ratusan komentar mempertanyakan sikapnya tersebut muncul di akun instagramnya. Diketahui, musik yang ditengarai musik DJ bukan berasal dari masjid, tapi dari aplikasi tersebut.