REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian setempat menyiapkan sejumlah langkah dan strategi dalam meningkatkan ekspor talas beneng khas Pandeglang.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan sejumlah langkah yang ditempuh untuk meningkatkan eksport talas beneng di antaranya bekerjasama dengan pengusaha eksport import serta ditetapkannya Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari Pandeglang, sebagai kelurahan Gerakan Tiga Kali Eksport (Gratieks) untuk komoditi talas beneng.
"Gubernur Banten sangat mendukung ditetapkannya Kelurahan Cilaja sebagai Kelurahan Gratieks yang akan diresmikan Gubernur Banten bersama Menteri Pertanian pada 10 Oktober 2020 untuk komoditas talas beneng," kata Agus, Ahad (4/10).
Agus mengatakan, ekspor talas beneng Banten pada September 2020 ke Amsterdam Belanda sebanyak 950 ton, belum termasuk eksport daun talas ke Australia yang dijadikan bahan tembakau dari daun talas beneng tersebut.
"Untuk daun talas beneng yang sudah diekspor ke Auatralia melalui salah satu perusahaan di Bogor pada 2019 sekitar 24 ton dan tahun 2020 ini 64 ton," kata Agus.
Pihaknya bersama Pemkab Pandeglang terus berupaya meningkatkan eksport talas beneng tersebut serta pengembangan budidaya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
Talas 'Beneng' yang pertama kali dibudidayakan para petani di Kabupaten Pandeglangpada 2008, saat ini produk pertanian tersebut sudah memasuki pasar eksport ke Belanda dan Australia.
Agus mengatakan talas 'beneng' tersebut merupakan singkatan dari talas besar dan koneng (kuning) karena saat dikembangkan pada 2008 lalu, jenis talas yang tumbuh di hutan di sekitar lereng Gunung Karang di Kabupaten Pandeglang ini, bentuk talasnya besar dan kuning.
Pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan tanaman talas beneng, sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada para petani terutama di wilayah-wilayah yang cocok untuk menanamnya, karena secara geografis tanaman tersebut berada di dataran tinggi.