Kamis 01 Oct 2020 06:53 WIB

Pertamina MOR I Latih Ibu-Ibu di Medan Buat Eco-Enzyme

Eco-enzyme dibuat para ibu dari fermentasi limbah dapur organik

Limbah dapur (ilustrasi). Manajemen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut melatih ibu rumah tangga di kawasan Belawan, Medan membuat eco-enzyme yang merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula dan air.
Foto: Republika.co.id
Limbah dapur (ilustrasi). Manajemen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut melatih ibu rumah tangga di kawasan Belawan, Medan membuat eco-enzyme yang merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula dan air.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Manajemen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut melatih ibu rumah tangga di kawasan Belawan, Medan membuat eco-enzyme yang merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula dan air.

"Eco-enzyme memiliki multiguna, mulai dari efektif membunuh bakteri dan kuman sehingga bisa dimanfaatkan sebagai disinfektan," ujar Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina MOR I, M. Roby Hervindo di Medan, Rabu (30/9).

Pelatihan itu diberikan kepada ibu rumah tangga di lingkungan 24 Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Medan. Menurut dia, eco-enzyme juga sangat tidak disukai kecoa, semut, lalat dan nyamuk sehingga cocok juga untuk pengusir hama.

"Hasil penelitian, cukup semprotkan 15 ml eco-enzyme yang telah dicampur 500 ml air ke tempat-tempat yang ditargetkan bebas hama," katanya. Eco-enzyme juga bisa berfungsi sebagai cairan pembersih kaca dan kamar mandi dan sebagai pupuk tanaman organik.

"Diharapkan, pelatihan itu bisa membuat ibu rumah tangga mendapatkan nilai tambah dari sampah baik untuk keperluan sendiri atau dibisniskan,"katanya. Roby menyebutkan, sebelumnya Pertamina MOR I sudah melatih pengelolaan sampah anorganik menjadi eco-brick.

Program eco-brick berlokasi di Fuel Terminal (FT) Medan Group itu dimulai sejak tahun 2018 dan berlangsung hingga saat ini. "Kalau sampah organik bisa diolah menjadi eco-enzyme, maka masalah sampah di Medan bisa berkurang dan sebaliknya masyarakat mendapat keuntungan dari sampah itu,"katanya.

Data menunjukkan ada 1.340 ton sampah rumah tangga yang dihasilkan warga Kota Medan per hari. Salah satu peserta pelatihan eco-enzyme, Ani, mengatakan, pelatihan tersebut sangat berguna dalam pengelolaan sampah yang selama ini menjadi masalah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement