Kamis 01 Oct 2020 01:15 WIB

Permintaan Daun Kopi Kawa Turun Sejak Pandemi

Petani daun kopi kawa di Nagari Tabek Patah alami penurunan permintaan.

Daun kopi kering bahan pembuat Aia Kawa
Foto: Honesty/Republika
Daun kopi kering bahan pembuat Aia Kawa

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Permintaan daun kopi siap sangrai di kalangan petani kopi di Nagari Tabek Patah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat berkurang hingga 50 persen akibat pandemi Covid-19. Daun kopi itu digunakan dalam pembuatan kopi kawa daun.

"Berkurangnya permintaan daun kopi kawa itu dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat sehingga stok yang dimiliki pengusaha minuman masih ada," kata salah seorang petani kopi setempat, Salfanizar (53), di Tabek Patah, Selasa.

Baca Juga

Kopi kawa daun adalah minuman dari daun kopi yang diseduh seperti layaknya teh, tidak menggunakan biji kopi seperti kopi hitam lazimnya. Warnanya pun lebih mengarah ke bentuk teh. Untuk meminumnya tidak menggunakan gelas, tetapi menggunakan batok kelapa agar aroma lebih harum dan cita rasa kopi tetap terjaga.

Salfanizar mengatakan, sebelum pandemi, dalam satu pekan dia bisa mengirimkan 10 karung daun kopi kering kepada konsumen. Belakangan, Salfanizar hanya memproduksi daun kopi kawa sebanyak empat sampai lima karung per minggunya.

Biasanya, menurut Salfanizar, permintaan kawa daun ada dari Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kota Payakumbuh, hingga ke Kota Padang. Ia berharap pemerintah daerah lebih memerhatikan petani kopi di daerah setempat dengan menjadikan Nagari Tabek Patah menjadi daerah sentra kopi kawa daun di Sumatra Barat.

"Pokok kopi saat ini masih peninggalan zaman Belanda, harapan kami, dengan peremajaan pokok kopi dapat menjadikan Nagari Tabek Patah menjadi sentra kopi kawa di Sumatra Barat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement