Senin 28 Sep 2020 18:08 WIB

Santri Positif Covid-19, Aktivitas Pesantren Disetop

Seluruh warga di lingkungan pesantren tersebut tengah menjalani karantina.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mencatat, terdapat 12 orang positif yang berasal dari lingkungan salah satu pesantren di daerah itu. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang lebih luas, kegiatan pendidikan di pesanstren tersebut dihentikan untuk sementara waktu.
Foto: SYAIFUL ARIF/ANTARA FOTO
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mencatat, terdapat 12 orang positif yang berasal dari lingkungan salah satu pesantren di daerah itu. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang lebih luas, kegiatan pendidikan di pesanstren tersebut dihentikan untuk sementara waktu.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mencatat, terdapat 12 orang positif yang berasal dari lingkungan salah satu pesantren di daerah itu. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang lebih luas, kegiatan pendidikan di pesanstren tersebut dihentikan untuk sementara waktu. 

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tasikmalaya, Yayan Herdiana mengatakan, seluruh kegiatan di pesantren itu dihentikan sementara. Saat ini, petugas masih melakukan penelusuran dan pelacakan kepada kontak erat 12 pasien.

Baca Juga

"Kegiatan pesantren di-lockdown, tidak ada yang masuk dan keluar," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (28/9).

Menurut dia, saat ini seluruh warga di lingkungan pesantren tersebut tengah menjalani karantina. Petugas telah melakukan uji usap (swab test) dan uji cepat (rapid test) massal kepada para santri di lingkungan pesantren tersebut. 

Yayan menyebutkan, telah dilakukan tes kepada 208 orang kontak erat. Hasilnya, terdapat 14 santri yang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test. Sementara itu, masih ada sekira 90 tenaga pengajar lainnya yang masih belum dites.

Sambil menunggu kepastian hasil tes, ia mengatakan, aktivitas di pesantren itu berhenti sementara waktu. Menurut dia, ada sebagian yang diisolasi oleh keluarga, tapi mayoritas dikrantina di pesantren.

Sementara itu, untuk 12 orang yang positif, yang seluruhnya merupakan santri, telah dirawat di RSUD dr Soekardjo. "Santri lainnya dinyatakan baik. Mudah-mudahan tidak ada penambahan," kata dia.

Atas munculnya klaster pesantren, Kantor Kemenag telah mengadakan evaluasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya. Yayan mengatakan, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman telah memberikan imbauan agar protokol kesehtan di lingkungan pesantren harus dilakukan lebih ketat. 

"Kami akan mengumpulkan pimpinan pesantren untuk menyosialisasikan terkait protokol kesehatan yang seharusnya dilaksanakan di tingkat pesantren. Intinya, kita ingin mereka melaksanakan kegiatan pendidikan dengan protokol kesehatan yang ketat, terutama dalam menjaga jarak dan tidak berkerumun," kata dia.

Munculnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tak hanya terdapat di Kota Tasikmalaya. Di Kabupaten Tasikmalaya, seorang santri juga dinyatakan positif Covid-19.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Usep Saepudin Muhtar mengatakan, berdasarkan laporan dari Kepala Seksi Pondok Pesantren, satu santri yang positif itu merupakan warga Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya. Selama ini, santri itu mondok di salah satu pesantren di Kabupaten Tasikmalaya. 

"Dalam satu ruangan tidur santri itu ada 20 orang, 19 langsung swab. Hasilnya belum diketahui. Yang terkenanya itu langsung diisolasi," kata dia.

Menurut dia, 19 orang kontak erat itu telah dikembalikan kepada orang tuanya untuk isolasi mandiri. Sementara aktivitas di pesantren itu akan dihentikan sementara waktu. Santri lain juga diberi pengertian agar menerapkan protokol kesehatan.

Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya akan lebih memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren atas munculnya kasus Covid-19 dari lingkungan pesantren itu. Usep juga meminta, seluruh warga pesantren tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap melakukan kegiatannya. Ia berharap, tak ada penambahan kasus baru dari lingkungan pesantren di Tasikmalaya.

"Untuk pesantren yang ada kasus, kita pisahkan yang positif dan kontak erat. Kalau yang lain, diberi pengertian untuk menerapkan protokol kesehatan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement