REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mulai melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi terdampak tsunami jika terjadi gempa besar di wilayah laut selatan Jawa Barat. Pemetaan itu dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa dalam jumlah banyak.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, pihaknya akan mulai membuat tempat-tempat evakuasi jika bencana tsunami menerjang wilayah selatan Garut. Selain itu, akan memperbaiki jalur evakuasi agar warga dapat lari ke wilayah yang lebih tinggi.
"Kita akan perbaiki jalur evaluasi ke ketinggian hingga 40-50 meter di atas permukaan laut. Kan potensinya sampai 20 meter ketinggian airnya," kata dia, Senin (28/9).
Rudy menyebutkan, beberapa wilayah yang memiliki potensi tinggi terdampak tsunami yaitu Cikelet, Rancabuaya, dan Pameungpeuk. Di daerah itu, sedikitnya terdapat 5.000 rumah yang berdiri dan ditinggali sekira 25 ribu warga.
Untuk melatih kesiapan warga, menurut dia, pihaknya akan melakukan simulasi bencana di lokasi-lokasi itu. Dengan begitu, ketika kejadian bencana, warga akan siap untuk melakukan evakuasi.
"Jadi tidak lagi memikirkan barang-barang untuk dibawa, tapi harus lari ke tempat tinggi," kata dia.
Selain itu, Pemkab Garut juga telah mengajukan lima alat pendeteksi dini kejadian tsunami ke BNPB. Sebab, dari tujuh alat yang saat ini terpasang hanya ada dua yang berfungsi.
"Kalau semua terpasang, sudah cukup. Jadi bisa mengingatkan warga kalau mau ada tsunami," kata dia.