REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Utuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19, pemerintah mewajibkan seluruh komponen masyarakat mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan masa. Di tengah pandemic tersebut, dosen dan mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Fatmawati Kota Jakarta Selatan tetap melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan dengan tema "Penyuluhan Character Building Berbasis Mesin Kecerdasan Otak”. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara daring menggunakan Zoom dengan peserta para kader PKK Kelurahan Ragunan Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Sabtu, (26/9).
Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat UBSI Kampus Fatmawati Jakarta Selatan adalah M Sulton Aminudin MM dengan dosen anggota Darkiman SPt, Msi, dan Natal Indra SSos, MM. Adapun dua mahasiswa UBSI adalah Candra dan I Wayan Jenyane.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari salah satu dharma dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memberikan manfaat nyata kepada masyarakat sekitar kampus dengan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Hal itu kami lakukan melalui kegiatan penyuluhan tentang PKK yang menggantikan peran guru di tengah pandemi Covid-19 dalam kegiatan mengawasi dan mengajar anak-anak di rumah,” kata Sulton dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, kegiatan yang dihadiri 15 peserta dari kader PKK Kelurahan Ragunan tersebut membahas tpik utama mengenal karakter manusia dari mesin kecerdasan otak, seperti Sensing, Thinking, Intuising, Feeling atau Insting.
Para kader PKK itu umumnya merasa puas dengan kegiatan pengabdian masyarakat dari dosen dan mahasiswa UBSI. Alasannya, mereka mendapat ilmu pengetahuan baru dalam memahami karakter masing-masing manusia atau individu.
“Sebelumnya kami belum pernah mengikuti dan atau mendapatkan pengetahuan tentang mesin kecerdasan otak manusia. Sehingga, dengan adanya penyuluhan tersebut, banyak pertanyaan tentang bagaimana karakter anak dan keluarga, apakah bisa dikenali lebih jauh agar bisa lebih baik lagi,” papar salah satu ibu kader PKK bernama Ibu Dwi.
“Dengan adanya kegiatan ini, saya jadi mengenal karakter diri sendiri dan teman/orang lain. Dengan mengenal karakter ini saya jadi lebih tahu bagaimana cara menyikapi karakter diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.